Penyebab kelainan penis ini belum diketahui secara pasti.
Namun ahli sepakat ada kaitannya dengan faktor polusi udara, penggunaan insektisida pada bahan-bahan makanan, penggunaan kosmetik saat kehamilan dan zat-zat lain yang dapat mengganggu sistem endokrin saat kehamilan sebagai penyebab terjadinya hipospadia.
Bayi dengan berat badan lahir rendah juga memiliki risiko lebih tinggi terkena hipospadia.
Dalam presentasinya, dr Arry menjelaskan gradasi Hipospadia pada umumnya berdasarkan lokasi anatomis dari ujung lubang saluran kemih.
"Secara sederhana dapat dibagi ringan, sedang dan berat. Meskipun demikian lokasi anatomi dari ujung lubang saluran kemih mungkin tidak selalu cukup untuk menjelaskan tingkat keparahan dan sifat komplek dari penyakit ini.
Perlu juga mempertimbangkan panjang penis, ukuran, bentuk, kualitas lempeng saluran kemih dan derajat kelengkungan penis.”
“Diagnostik penderita Hipospadia dapat dengan mudah ditegakkan. Namun demikian, Hipospadia berat dengan testis yang tidak teraba baik satu sisi maupun keduanya, atau dengan kelamin ambigu, membutuhkan pemeriksaan genetik dan endokrin segera setelah lahir untuk menyingkirkan Disorder Sexual Development (DSD),” lanjutnya.
Baca Juga: KSAD Andika: Kakak Aprilia Manganang Juga Mengidap Hipospadia, Perlu Jalani Corrective Surgery
Source | : | webinar |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar