Jika penyebab hipertensi adalah kondisi kesehatan yang mendasarinya seperti tiroid, obesitas, masalah endokrin, mendengkur, atau sleep apnea, maka mengobati kondisi ini akan membantu mengatasi hipertensi.
Namun, jika itu adalah hipertensi sekunder, di mana jumlahnya melonjak dan tidak ada pola yang reversibel, obat harus diminum seumur hidup.
Hipertensi bukan hanya tentang membaca; itu juga mempertimbangkan BMI, tinggi badan, berat badan dan parameter lain dari orang tersebut.
Jadi, ketika dokter mengukur tekanan darah dan angka teratas tetap 140 secara konsisten mengatakan bahkan setelah empat kali pemeriksaan dan lebih rendah di atas 80, maka mungkin 140/90 adalah tekanan darah normal dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Tetapi jika melonjak hingga mengatakan 180/130 dan menolak untuk turun ke kisaran normal maka resep obat menjadi tak terelakkan.
Ingat, obat untuk tekanan darah tinggi diresepkan untuk menjaga kondisi tetap terkendali.
Baca Juga: Ingin Segera Berhenti Merokok, Stop Mengkonsumsi Minuman Ini
Baca Juga: Penyandang Kanker di Dunia Jumlahnya Meningkat, Ketahui Gejalanya
Jadi, jika angka turun dari 180/130 menjadi 110/90 dan berhenti minum obat, terutama beta blocker yang diresepkan untuk mengobati hipertensi, tekanan darah bisa melonjak hingga 200/180, yang disebut hipertensi reaktif.
Source | : | Mayo Clinic |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar