GridHEALTH.id - Komplikasi dapat terjadi kapan saja bagi penyandang diabetes. Hal ini juga berlaku pada anak penyandang diabetes.
Karenanya penting bagi mereka rutin melakukan skrining, khususnya mengecek kadar gula darah yang dimiliki.
Skrining penting untuk memungkinkan deteksi dini kemungkinan komplikasi yang berkembang.
Lantas apa saja komplikasi yang bisa dialami anak penyandang diabetes? Berikut 8 komplikasi diantaranya:
1. Kerusakan mata
Diabetes dapat mengembangkan retinopati, yakni kerusakan pada mata, khususnya retina, yang mengganggu penglihatan hingga menyebabkan kebutaan.
Kondisi mata terkait diabetes lainnya yang dapat terjadi adalah katarak dan penglihatan kabur.
Karenanya pemeriksaan rutin akan membantu penyandang diabetes termasuk pasien anak meminimalkan kerusakan mata tersebut.
Rekomendasi saat ini untuk skrining retinopati adalah mulai skrining sejak usia 11 tahun dengan durasi diabetes 2 hingga 5 tahun.
Skrining berkelanjutan setiap 1 hingga 2 tahun tergantung pada apa yang terlihat selama skrining.
Baca Juga: 10 Nutrisi Wajib Dipenuhi Penyandang Diabetes Lansia, Cegah Komplikasi
2. Kerusakan ginjal
Diabetes juga dapat mengembangkan nefropati, yakni jenis penyakit ginjal yang disebabkan oleh diabetes.
Penyandang diabetes yang paling berisiko terkena kondisi ini adalah pasien yang memiliki kadar glukosa darah tinggi secara konsisten atau kadar glukosa darah yang sangat tidak menentu dalam jangka waktu yang lama.
Skrining rutin untuk mencari protein dalam urin (mikroalbuminuria) akan membantu mengidentifikasi setiap perubahan awal pada ginjal dan meminimalkan kerusakan yang mungkin disebabkan oleh kondisi ini.
Tes skrining untuk nefropati adalah sampel urin, dan tekanan darah juga perlu diperiksa secara teratur.
Rekomendasi saat ini untuk skrining nefropati adalah mulai skrining sejak usia 11 tahun dengan durasi diabetes 2 hingga 5 tahun. Skrining berkelanjutan setiap tahun sangat disarankan.
3. Kerusakan saraf
Neuropati mengacu pada kerusakan saraf yang terkait dengan diabetes. Sekali lagi, yang paling berisiko adalah orang yang memiliki kadar glukosa darah tinggi secara konsisten dalam jangka waktu yang lama seperti penyandang diabetes anak.
4. Masalah kaki
Masalah kaki, karena penurunan aliran darah atau masalah saraf, tidak mungkin terjadi pada anak-anak atau remaja.
Tapi, anak penyandang diabetes perlu merawat kaki dengan baik untuk mencegah masalah di kemudian hari.
Karenanya rutin konsultasi dengan dokter ahli penyakit kaki (orang yang merawat kelainan kaki) untuk dapat membantu.
Baca Juga: Diabetes Gestasional, Cara Menghilangkan Risiko Ini Saat Hamil
5. Penyakit pembuluh darah (pembuluh darah)
Penyakit ini meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Penyandang diabetes memiliki peningkatan risiko terkena penyakit pembuluh darah pada usia dini.
6. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Kondisi ini juga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Tekanan darah harus diperiksa pada saat diagnosis dan setidaknya setahun sekali.
7. Kolesterol tinggi
Kolesterol adalah zat lemak yang secara alami ada dalam darah dan sel. Kolesterol tinggi meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Rekomendasi saat ini untuk skrining lipid anak penyandang diabetes adalah:
- Mulai skrining segera setelah diagnosis (ketika diabetes telah stabil) pada semua anak dengan diabetes tipe 1 dari usia 11 tahun.
- Skrining yang sedang berlangsung tergantung pada hasil - jika skrining pertama normal, profil lipid puasa harus dilakukan setiap 5 tahun.
- Jika ada riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi atau penyakit kardiovaskular dini, skrining harus dimulai sejak usia 2 tahun.
8. Kondisi autoimun (penyakit tiroid dan penyakit celiac)
Anak penyandang diabetes tipe 1 memiliki risiko lebih tinggi terkena kondisi auto-imun lainnya.
Skrining tes darah di diagnosis kemudian setiap tahun selama 5 tahun pertama, kemudian setiap 2 tahun.(*)
Baca Juga: 6 Dampak Ibu Hamil Mengalami Diabetes Gestasional Bagi Bayi yang Dilahirkannya
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kidshealth.org.nz |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar