Terjadinya anosmia pada pasien Covid-19, alias kehilangan hilangnya kemampuan indra penciuman dan perasa membuat pasien covid-19 bisa terhindar dari serangan pernapasan parah.
Biasanya kehilangan kemampuan indra penciuman ini dialami mereka yang terpapar Covid-19 pada minggu kedua setelah terinfeksi virus corona varian baru, yang saat ini tengah membuat banyak negara di dunia kalang kabut menghadapinya.
"Ini menekankan betapa pentingnya menyadari gejala anosmia," kata Alexander Wieck Fjaeldstad yang terlibat dalam salah satu penelitian seperti dilansir dari Eurekalert, 19 Januari 2021.
Menurut Fjaeldstad yang merupakan profesor di bidang penciuman dan pengecapan di Universitas Aarhus, rata-rata hilangnya indra penciuman adalah 79,7 pada skala 0-100.
"Ini menunjukkan, hilangnya sensorik yang besar," kata dia.
Selain hilangnya indra penciuman, indra perasa atau pengecapan juga berkurang secara signifikan, menjadi 69,0 pada skala 0-100, sama seperti indra perasa yang tersisa di mulut juga berkurang, kali ini menjadi 37,3 pada skala 0-100.
"Hilangnya indra penciuman membuat kemampuan untuk merasakan aroma makanan menghilang. Ini membuat indra lainnya sulit mengenali apa yang dimakan,"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar