GridHEALTH.id - Penyebaran virus corona (Covid-19) di DKI Jakarta kembali mengungkapkan fakta baru.
Dimana hasil Survei serologi corona terbaru mengungkapkan bahwa hampir separuh penduduk DKI Jakarta pernah terinfeksi Covid-19.
Baca Juga: 10 Hari Dalam Perawatan Covid-19, Karena Komorbid Bupati Bekasi Wafat
Survei serologi itu sekitar 44,5% dari total populasi 10,6 juta penduduk pernah terinveksi virus corona.
Artinya berdasarkan hasil survei serologi sebanyak 4.717.000 orang penduduk jakarta dari berbagai lapisan umur telah terjangkiti virus corona Covid-19.
Data ini berdasarkan hasil survei serologi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta berkolaborasi dengan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Lembaga Eijkman, dan Centers for Disease Control (CDC) Indonesia.
Survei serologi ini secara spesifik ingin mengukur proporsi warga Jakarta yang memiliki antibodi terhadap virus Covid-19.
Survei serologi sendiri merupakan teknik berbasis imunologi yang bertujuan untuk mengukur respons imun tubuh terhadap suatu antigen dari sediaan darah seseorang.
Sebagai gambaran survei serologi ini dilaksanakan berbasis populasi dengan metode sampling, pada kurun waktu 15 Maret -31 Maret 2021.
Survei serologi dilakukan di 100 kelurahan di 6 wilayah Kota/Kabupaten Administrasi, mencakup 4.919 sampel berusia >1 tahun sebanyak 98,4%, dari total 5.000 target sampel, meliputi 54% perempuan dan 46% laki-laki, dengan kelompok usia 1-14 tahun sebanyak 21,6%, 15-49 tahun 52%, dan 50+ tahun sebanyak 26,4%.
Dalam Konferensi Pers Diseminasi Hasil Survei Serologi Covid-19 secara daring, pada Sabtu (10/7/2021) pakar epidemiologi dari Tim FKM UI, Pandu Riono menjabarkan hasil survei serologi tersebut.
Menurutnya pada survei serologi tersebut populasi terbanyak yang pernah terinfeksi virus corona adalah pada usia 30-49 tahun.
Infeksi pada kelompok perempuan juga tercatat lebih tinggi yakni mencapai 47,9%. Sementara kelompok masyarakat yang belum kawin lebih rendah risiko terinfeksi dengan persentase 39,8%.
Pandu juga menyebutkan dari hasil survei serologi menunjukkan penduduk di wilayah padat penduduk lebih rentan terinfeksi Covid-19 yakni dengan persentase 48,4%.
"Semakin meningkat indeks massa tubuh, semakin banyak juga yang terinfeksi, dalam hal ini kelebihan berat badan sebesar 52,9% dan obesitas 51,6%. Orang dengan kadar gula darah tinggi juga lebih berisiko," paparnya.
Ia juga menjelaskan, prevalensi penduduk yang pernah terinfeksi vius corona dari survei serologi ini adalah sebesar 44,5% dengan estimasi warga yang pernah terinfeksi adalah 4.717.000 dari total penduduk Jakarta sebanyak 10.600.000 orang.
Baca Juga: Waspada, Obesitas Ternyata Bisa Mengurangi Kemampuan Indra Perasa
Dari jumlah estimasi warga yang pernah terinfeksi corona di Jakarta dalam survei serologi ini, hanya 8,1% yang terkonfirmasi. Sebagian besar yang pernah terinfeksi, tidak terdeteksi.
Selain itu hasil survei serologi juga menyebutkan, sebagian besar yang pernah terinfeksi, baik terdeteksi maupun tidak terdeteksi, tidak pernah merasakan gejala.
Pandu memperkirakan upaya mencapai kekebalan komunal atau herd immunity di Jakarta akan lebih sulit tercapai karena Jakarta adalah kota terbuka dengan mobilitas intra dan antarwilayah yang tinggi.
"Konsekuensinya, semua penduduk yang beraktivitas di Jakarta, baik warga Jakarta maupun pendatang, harus memiliki kekebalan (telah tervaksinasi) yang dapat mengatasi semua varian virus," terang Pandu Riono.
Baca Juga: Kesedihan Pengrajin Peti Mati di Jakarta Saat Kasus Covid-19 Meningkat
Pandu menyebut, tidak menutup kemungkinan pandemi ini berubah menjadi endemi sehingga diperlukan strategi penanganan pandemi secara cepat dan signifikan untuk jangka pendek, serta diperlukan antisipasi jangka menengah dan panjang.
Karena, seperti diketahui, vaksinasi memang dapat menekan risiko perawatan di rumah sakit dan risiko kematian walaupun tidak bisa sepenuhnya menghentikan penularan.
Untuk itu, ia berharap Pemerintah terus memperkuat 3T (Testing, Tracing, Treatment) agar dapat mengendalikan pandemi ini, selain terus melakukan percepatan vaksinasi untuk semua warga.
Di sisi lain masyarakat juga harus terbiasa untuk mampu menilai risiko dan menjaga pola hidup sehat dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan 5M dan tentu segera vaksinasi.
Baca Juga: PPKM Diperluas Wilayahnya di Luar Jawa dan Bali, Ini Daftar Wilayahnya
Diketahui protokol kesehatan ini sangat bermanfaat karena penularan virus corona sangat sulit untuk diprediksi termasuk juga varian baru virus corona ini, siapa saja bisa terkena penyakit tersebut.
Disebutkan laman who.int (9/7/2020) berjudul "Coronavirus disease (COVID-19): How is it transmitted?", bahwa Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.
Seseorang juga dapat terinfeksi dari dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.
Karenanya menjalankan protokol kesehatan seperti 5M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh terabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Who.int,Kontan.co.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar