GridHEALTH.id - Kebahagian dikaruniai buah hati yang sehat dan lucu, berubah seketika setelah satu minggu si kecil dijengkuk keluarga besar.
Di usia satu bulan, Beverly Alezha Marlein meninggalkan kedua orang tua yang mencintai dan menyayanginya.
Penyebab meninggalnya bayi Bev bukan karena penyakit bawaan lahir. Tapi karena infeksi yang menyerangnya saat dirinya sudah terlahir ke dunia.
Tapi penyakit infeksi tersebut bukan dari proses melahirkan juga dari ibu. Sebab sebelum melahirkan pun sang ibu sdh diperiksa dan hasilnya sehat juga negatif Covid-19.
Tapi beberapa hari Bev hadir di dunia, setelah pulang ke rumah, Bev dijenguk oleh keluarga besar kedua orangtuanya.
Seminggu kemudian setelah dijenguk keluarga besar, menurut ibunda Bev, Tirsa, dilansir Kompas.com (11/7/2021), dirinya mendapatkan kabar tak mengenakan.
Ada dua keluarganya yang bergejala, salah satunya suaminya.
Baca Juga: Golongan Darah Terhadap Risiko Penyakit Jantung, Ada yang Peningkatan Risikonya Hingga 5 Persen
Setelah dilakukan tes PCR, ternyata hasil keduanya positif.
"Tetapi kami enggak tahu itu virusnya dari siapa. Dari mananya enggak tahu," ujar Tirsa.
Kemudian, keluarga besar di lingkungan Tirsa melakukan tes Covid-19 massal.
Di lingkungan tersebut, ada tiga rumah dari keluarga besar Tirsa yang lokasinya berdekatan.
Setelah tes massal, diketahui banyak anggota keluarga besar itu yang terpapar Covid-19, salah satunya Beverly.
"Saya, Bev, kakaknya Bev, dan beberapa anggota keluarga. Hasil positif 22 Juni 2021," ucap Tirsa.
Setelah berkonsultasi ke dokter anak terkait terpaparnya Beverley, diputuskanlah isolasi mandiri di rumah dengan pantauan dokter.
Baca Juga: 10 Hari Dalam Perawatan Covid-19, Karena Komorbid Bupati Bekasi Wafat
"Isolasi mandiri karena (awalnya) tidak ada gejala. Beverly juga enggak ada gejala. Tapi dengan pantauan dokter anak," ucap Tirsa.
Pada 27 Juni 2021, Beverly mulai bergejala, sehingga Tirsa berinisiatif ke dokter anak. Namun, pada saat itu tutup karena Minggu.
Beverly baru mendapat penanganan dokter pada 29 Juni 2021 dan dinyatakan terinfeksi paru-paru.
Baca Juga: Waspada, Obesitas Ternyata Bisa Mengurangi Kemampuan Indra Perasa
Bayi Beverly direkomendasikan untuk ke rumah sakit dengan fasilitas NICU pada saat itu juga.
Tirsa kemudian mencari rumah sakit (RS) yang ada di Jakarta.
Tapi, hampir 10 RS yang kunjungi, Tirsa tidak juga mendapatkannya.
Malam harinya, ia mendapat telepon dari temannya yang mengabarkan salah satu RS di Tangerang bersedia menampung Beverly.
Tirsa kemudian berkomunikasi dengan dokter di RS tersebut.
"Dokter enggak ngomong ada NICU, 'ke sini aja dulu, ditangani dulu. NICU-nya kami usakan menyusul'," kata Tirsa menirukan omongan dokter.
Kemudian Beverly langsung menjalani intubasi, saturasinya saat itu di bawah 69 persen.
Berkat pertolongan dokter, kondisi Beverly kembali membaik.
Baca Juga: Cegah Bahaya Konsumsi Garam Berlebih Pada Anak, Ini Takaran Pasnya
Beverley juga mendapatkan ruang NICU pada hari itu juga.
Nah, selama mendapatkan perawatan, kondisi Beverly naik-turun.
Pada 30 Juni 2021, Beverly sempat mengalami kritis karena saturasi oksigen di angka 30 persen.
Pada Rabu (7/7/2021) siang, nyawa Beverley tidak tertolong lagi.
"Dokter ngomong, kemungkinan jantungnya berhenti mendadak karena saking capeknya," ujar Tirsa.
Setelah meninggal, Beverly menjalani hasil tes Covid-19, yakni pada 1 dan 7 Juli 2021. Hasil tes menunjukkan negatif.
"Beverly negatif jadi bisa dimakamkan di TPU non-Covid-19," kata Tirsa.
Tirsa mengungkapkan, ia tidak menyalahkan pihak keluarga.
Tetapi, ia berharap apa yang dialaminya menjadi pelajaran dan mengimbau masyarakat agar lebih protektif pada saat kondisi seperti ini.
Asal tahu saja, saat tes COVID-10 masal di keluarga, ada 17 orang terpapar Covid-19, termasuk Beverly.
Beverly lahir pada 8 Juni 2021.(*)
Baca Juga: Pertolongan Pertama Pasien Demam Berdarah, Cegah Pendarahan Hebat dan Kegagalan Organ Akibat Syok
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar