Kondisi itu juga dapat membuat penyandang diabetes lebih mungkin terkena infeksi bakteri.
Terlebih lagi, jika tidak ditangani dengan baik rusaknya saraf dan pembuluh darah dapat mengembangkan kondisi yang disebut penyakit arteri perifer (PAD).
Kerusakan saraf juga membuat penyandang lebih sulit merasakan sakit dari gejala bisul atau infeksi lainnya.
Itulah penyebab paling umum terjadinya bisul dan luka pada penyandang diabetes.
Perlu diperhatikan juga, bisul ini berbahaya karena dapat menyebabkan infeksi serius atau bahkan gangren, yaitu ketika jaringan di tubuh mati.
Dalam beberapa kasus, satu-satunya cara dokter dapat mengobati infeksi atau gangren adalah dengan mengamputasi daerah yang terkena.
Bisul dan luka pada penyandang diabetes ini ternyata memiliki kolerasi dengan istilah diabetes basah.
Diketahui diabetes basah merupakan istilah yang cukup banyak dikenal masyarakat awam di Indonesia untuk menyebutkan salah satu jenis luka diabetes.
Dikutip dari laman aido.id (8/5/2020), diabetes basah merupakan jenis diabetes yang memiliki bekas luka terbuka disertai nanah yang membutuhkan waktu lama untuk sembuh.
Padahal dalam dunia medis istilah diabetes basah dan diabetes basah itu tidak ada.
Hanya ada empat jenis diabetes yang diakui oleh para pakar di dunia kesehatan, yakni diabetes tipe 1, tipe 2, gestasional dan insipidus.
Source | : | Aido.id,Webmd |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar