GridHEALTH.id - Luka diabetes adalah luka kronis yang paling umum dialami oleh para penyandang diabetes.
Luka diabetes berkembang akibat terjadinya penyempetin pembuluh darah.
Kondisi ini membuat penyembuhan luka diabetes terganggu karena lebih sedikit oksigen yang dapat mencapai luka dan jaringan.
Gula darah yang tinggi pada penyandang diabetes juga dapat merusak saraf, sehingga mereka kurang sensitif terhadap rasa sakit.
Dengan hilangnya sensasi ini, pasien tidak merasakan lepuh, infeksi, atau perubahan luka yang ada.
Oleh karena itu, penyembuhan luka menjadi rumit tidak hanya oleh fakta bahwa pasien tidak merasakan luka saat terjadi, tetapi mereka juga tidak memiliki rasa sakit untuk memperingatkan mereka bahwa luka semakin parah.
Selain itu, gangguan berkeringat, kulit kering dan pecah-pecah, infeksi kuku kaki, dan kelainan bentuk kaki lebih sering ditemukan pada penderita diabetes, sehingga meningkatkan risiko infeksi bakteri.
Meski sulit sembuh, luka diabetes harus tetap diobati dengan baik dan benar agar terhindar dari komplikasi yang lebih serius lagi.
Baca Juga: 7 Langkah Praktis Mengobati Infeksi Kaki Diabetes Agar Luka Kering
Dijelaskan dalam tulisan dokter Att Nitibhon di laman Bangkok Hospital, berikut akibatnya jika luka diabetes tidak diobati dengan baik dan benar:
1. Memicu luka kronis
Luka diabetes yang tidak diobati dengan baik dan benar cenderung dapat menjadi luka kronis, terutama ketika kadar gula darah penyandang diabetes lebih tinggi dari biasanya.
2. Penyembuhan luka diabetes semakin melambat
Penyandang diabetes lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit pembuluh darah perifer.
Hal ini menyebabkan pembuluh darah menyempit, yang mengurangi aliran darah ke anggota tubuh.
Akibatnya, lebih sedikit oksigen yang dapat mencapai luka dan membuat jaringannya tidak cepat sembuh.
3. Mengalami neuropati perifer
Luka dabetes yang tidak terawat dapat mengembangkan kondisi yang disebut neuropati perifer.
Dimana penyandang diabetes mungkin tidak dapat merasakan luka saat terjadi sehingga bisa memicu keparahan.
Baca Juga: Tips Perawatan Kaki Diabetes Lansia Agar Tak Mengalami Komplikasi
4. Deformitas kaki (benjolan abnormal)
Kapalan lebih sering terjadi dan menumpuk lebih cepat pada kaki penyndang diabetes. Kapalan, jika tidak dipangkas, menjadi sangat tebal, pecah, dan berubah menjadi bisul.
5. Kerusakan serabut saraf otonom
Ini menyebabkan kulit kering dan kehilangan keringat.
6. Amputasi
Luka yang tidak sembuh dengan cepat dapat mengancam jiwa. Jika luka tidak merespon pengobatan, seperti ulkus kaki diabetik yang parah atau luas, amputasi mungkin diperlukan.(*)
Baca Juga: Penyebab Bisul dan Luka Pada Penyandang Diabetes, Kolerasinya Dengan Diabetes Basah
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Bangkok Hospital |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar