Sebuah penelitian terhadap anak-anak Bangladesh pada 2016 menemukan bahwa anak-anak yang kekurangan gizi parah memiliki peningkatan risiko kematian akibat diare hampir delapan kali lipat dibandingkan mereka yang tidak kekurangan gizi parah.
Dalam kasus pneumonia, mereka yang kekurangan gizi memiliki risiko kematian 15 kali lebih tinggi.
Dapat disimpulkan, kekurangan gizi adalah pembunuh tersembunyi dibalik jumlah kematian akibat diare, radang paru-paru dan infeksi lain seperti campak dan malaria.
Anak yang sehat juga dapat mengalami kekurangan gizi sementara karena infeksi seperti pneumonia, karena meningkatnya kebutuhan energi akibat infeksi. Hal ini dapat menempatkan anak pada peningkatan risiko infeksi lain sampai status gizi yang sehat tercapai sekali lagi.
Anak tidak kekurangan gizi, bisa menjadi kurang gizi karena episode infeksi. Hal ini dapat menempatkan mereka pada jalur infeksi berulang dan kekurangan gizi.
Penyakit dan kekurangan gizi memiliki konsekuensi jangka panjang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Baca Juga: Tak Perlu Punya Teman Banyak, Cukup Satu Pendengar Setia Agar Hidup Panjang Umur, Studi
Penyakit berulang, penyakit parah, dan kekurangan gizi berinteraksi untuk membentuk lintasan pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak dalam 1000 hari pertama kehidupan yang kritis dengan implikasi jangka panjang.
Source | : | who.int,Imunization Evidence |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar