2. Vaksin Covid-19 Moderna
Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan hasil uji klinis fase ketiga menunjukkan efikasi vaksin Covid-19 Moderna mencapai 94,1 % pada kelompok usia 18-65 tahun.
Sementara, untuk kelompok usia di atas 65 tahun, efikasinya menurun, 86,4 %.
Tapu vaksin Covid-19 Moderna aman untuk kelompok masyarakat dengan komorbid atau penyakit penyerta.
Komorbid yang dimaksud ini diantaranya penyakit paru kronis, jantung, obesitas berat, diabetes, penyakit liver hati, dan HIV.
Hanya saja vaksin Moderna belum dapat disuntikkan pada anak-anak di bawah 18 tahun.
Menurut laman Medical News Today (6/5/2021), vaksin Moderna sama halnya dengan vaksin Covid-19.
Dalam artian sama-sama bisa memicu efek samping ketika disuntikan.
Baca Juga: Vaksin COVID-19 Russia Sputnik-V Efikasinya 91,6 Persen, BPOM Izinkan Penggunaannya di Indonesia
Berdasarkan data uji klinik ketiga, vaksin Moderna berisiko menyebabkan efek samping berupa:
- Kelelahan sebesar 70 %
- Sakit kepala sebesar 64,7 %
- Nyeri otot sebesar 61,5 %
- Nyeri sendi sebesar 46,4 %
- Kedinginan sebesar 5,4 %
- Mual dan muntah sebesar 23 %
- Demam sebesar 15 %
Baca Juga: Ini Akibatnya Jika Wanita Tidak Memakai Bra Dalam Jangka Waktu Lama
Menurut data yang sama, disebutkan juga bahwa efek samping vaksin Moderna lebih umum terjadi setelah pemberian dosis kedua dan berlangsung selama dua sampai tiga hari.
Penerima vaksin Moderna juga bisa mengalami efek samping di area yang disuntikan, diantaranya berupa:
- Nyeri sebesar 92%
- Bengkak sebesar 14,7%
- Pembengkakan kelenjar getah bening khususnya di area ketiak sebesar 19,8%
- Kemerahan sebesar 10%.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar