Menurut Anban Pillay, seorang pejabat kesehatan Afrika Selatan, varian C.1.2 menyumbang bagian yang sangat kecil dari sampel uji saat ini.
Sedihnya cenderung naik secara bertahap dari bulan ke bulan, mirip dengan awal pengujian varian Beta atau Delta.
Mei lalu C.1.2 terdeteksi hanya dalam 0,2% dari semua genom yang diurutkan.
Tapi di Juni telah meningkat menjadi 1,6%, terus meningkat menjadi 2% pada bulan Juli.
Cathrine Scheepers, salah satu penulis utama studi yang mengamati C.1.2 di Afrika Selatan mengatakan, varian baru mungkin muncul setelah infeksi Covid-19 yang berkepanjangan dan akumulasi mutasi tambahan, yang berpotensi lolos dari respons imun.
Baca Juga: Pandemi Fatique, Persoalan Baru yang Bisa Terjadi Saat Kondisi Indonsia Mulai Membaik
Karenanya, Afrika Selatan saat ini mengalami gelombang ketiga dengan penyebaran secepat varian Delta.
Otoritas kesehatan Afrika Selatan mengatakan C.1.2 mungkin memiliki hingga 59 mutasi dibandingkan dengan jenis virus pertama di Wuhan.
Baca Juga: Buah Parijoto Warisan Sunan Muria, Harapan Perempuan yang Ingin Segera Hamil
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar