GridHEALTH.id - Galukoma menjadi salah satu komplikasi yang paling sering dialami penyandang diabetes.
Glaukoma disebabkan oleh kelebihan jumlah cairan yang menekan saraf di bagian belakang mata.
Diketahui mata menghasilkan sejumlah kecil cairan seperti air di ruang tengahnya, yang mengalir di sekitar lensa mata ke ruang depan.
Cairan tersebut keluar dari mata melalui jaringan drainase dan kemudian memasuki aliran darah.
Pada kasus glaukoma, gangguan pada mata tersebut dapat menyebabkan sistem drainase tersumbat, dan membuat cairan terperangkap di mata.
Hal ini dapat menyebabkan tekanan menumpuk di mata dan diteruskan ke saraf di bagian belakang mata.
Saraf ini lama kelamaan dapat rusak oleh glaukoma.
Diabetes bisa menyebabkan glaukoma lewat retinopati diabetik.
Baca Juga: Ini Dia, Cara Khusus Perawatan Luka di Kaki Untuk Penyandang Diabetes
Retinopati diabetik adalah komplikasi diabetes dan bentuk paling umum dari penyakit mata diabetik.
Retinopati diabetik biasanya menyerang orang yang sudah lama menderita diabetes.
Lebih lanjut, glaukoma memiliki gejala yang sangat sedikit pada tahap awal, sehingga orang mungkin tidak menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dengan mata mereka.
Glaukoma dapat didiagnosis oleh dokter mata dengan mengukur tekanan yang terjadi pada mata, memeriksa mata pada saraf optik, dan menguji bidang penglihatannya.
Tes umum yang bisa dilakukan adalah tes tonometri nonkontak (tes NCT) di mana embusan udara singkat akan diarahkan ke bagian depan mata pasien.
Mesin yang ada di depan mata akan mengukur ketahanan mata terhadap embusan udara tanpa perlu melakukan kontak dengan mata.
Kepulan udara mungkin akan terlihat tetapi tidak menyakitkan.
Dengan cara seperti itu dokter bisa dengan cepat dapat menentukan apakah seseorang menderita glaukoma atau tidak.
Baca Juga: Survei WHO, Banyak Tenaga Kesehatan Alami Stres Pascatrauma Usai Rawat Pasien Covid-19
Untuk pengobatan, glaukoma biasanya akan diobati dengan obat tetes mata untuk meredakan tekanan pada mata.
Perawatan meliputi:
- Pemberian beta blocker (seperti betaxolol hidroklorida, levobunolol hidroklorida atau timolol)
- Analog prostaglandin (seperti latanoprost, bimatoprost, tafluprost atau travoprost)
- Inhibitor karbonat anhidrase (seperti brinzolamide atau dorzolamide)
Profesional kesehatan atau dokter akan dapat memberi tahu pasien lebih lanjut tentang obat tetes yang paling cocok untuk kondisi masing-masing.
Perawatan alternatif termasuk perawatan laser (laser iridotomy) dan operasi trabeculectomy.(*)
Baca Juga: Perawatan Luka Diabetes Supaya Cepat Kering dan Terhindar Dari Kondisi Perburukan
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Diabetes.co.uk |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar