GridHEALTH.id - Seorang dokter di Florida Selatan membuat keputusan yang kontroversial karena menolak untuk merawat pasien Covid-19 yang belum melakukan vaksinasi.
Keputusannya ini menambah daftar kasus dokter yang menolak pasien Covid-19 dengan alasan yang sama.
Lina Marraccini, seorang dokter perawatan primer di Miami Selatan mengaku menolak merawat pasien Covid-19 yang belum ikut vaksinasi.
Baca Juga: Dua Langkah Sederhana menuju Diet yang Lebih Sehat, Mudah Diterapkan!
Hal itu diungkapkannya melalui surat yang diperoleh NBC 6, seperti dilansir New York Post pada Senin (6/9/2021).
Dalam pernyataannya, Marraccini mengungkapkan bahwa perawatan pasien Covid-19 yang belum vaksinasi menimbulkan risiko yang terlalu besar bagi stafnya.
"Ini adalah keadaan darurat kesehatan masyarakat, kesehatan masyarakat diprioritaskan di atas hak-hak setiap individu dalam situasi ini," tulisnya.
“Tampaknya ada sikap kurang peduli diri sendiri dan peduli terhadap beban kesehatan serta kesejahteraan masyarakat kita dari pertemuan kita,” lanjutnya.
Marraccini menegaskan bahwa per 15 September nanti, tidak akan lagi menangani pasien Covid-19 yang belum menerima vaksin satu dosis pun.
Namun, ia tetap memberikan pengecualian.
"Jika ada pasien kami yang memiliki alasan medis jelas untuk tidak mendapatkan vaksin atau suntikan pertama mereka pada 15 September, tolong beritahu kami," tulisnya.
Baca Juga: Apakah Vaksin Covid-19 Mempengaruhi Kehamilan, Ini Jawaban Dokter
Jika pasien mau, Marraccini mengatakan bahwa kantornya akan menyediakan janji temu virtual untuk pasien yang tidak divaksin.
Florida mengalami lonjakan besar dalam varian Delta Covid-19 yang lebih menular dan mematikan di semua negara bagian, hingga membebani rumah sakit.
Menurut data terbaru yang dirilis pada 2 September, negara bagian "Sunshine" ini mencatat 129.240 kasus baru dan 433 kematian baru.
Marraccini sendiri menjadi dokter kedua yang membuat keputusan kontroversial untuk menolak perawatan pasien Covid-19.
Ia bergabung dengan Dr Jason Valentine dari Alabama, yang mengumumkan pada Agustus bahwa ia tidak akan lagi melihat pasien yang tidak divaksin mulai 1 Oktober.
Baca Juga: Kulit Sehat dan Bebas Jerawat Jika Konsumsi 5 Vitamin Alami Ini
Alabama disebut sebagai negara bagian dengan tingkat vaksinasi Covid-19 terendah di AS.
“Kami belum memiliki pengobatan yang bagus untuk penyakit parah, tetapi kami memiliki pencegahan yang bagus dengan vaksin,” tulis Valentine dalam sebuah surat kepada pasiennya.
“Sayangnya, banyak yang menolak untuk menerima vaksin, dan beberapa berakhir sakit parah atau meninggal," lanjutnya.
"Saya tidak dapat dan tidak akan memaksa siapa pun untuk mengambil vaksin, tetapi saya juga tidak dapat terus melihat pasien saya menderita dan meninggal karena penyakit yang sebenarnya dapat dicegah,” terangnya.
Marraccini berpendapat bahwa dia tidak melanggar Sumpah Hipokrates, sumpah etika kuno yang diambil oleh dokter, yang membuat mereka harus merawat semua pasien dengan kemampuan terbaik mereka, katanya kepada Newsweek.
Lalu, ia mengatakan bahwa dia harus mempertimbangkan pasien lain yang kekebalannya terganggu atau memiliki kondisi medis lain yang dapat membuat virus Covid-19 lebih mematikan.
"Sumpah Hipokrates sangat berbasis sains. Saya mengikuti ilmu. Saya menerapkan ini untuk kepentingan orang sakit,” ucapnya.
Berdasarkan Undang-Undang Hak Sipil, dokter tidak dapat menolak mengobati berdasarkan usia pasien, jenis kelamin, ras, orientasi seksual, agama, atau asal negara, tetapi tidak jelas apakah dokter dapat menolak merawat pasien karena status vaksin Covid-19.
Menurut Kode Etik Medis dari Asosiasi Medis Amerika, dokter berkewajiban untuk menangani keadaan darurat, tetapi sebaliknya mereka “tidak secara etis diharuskan untuk menerima semua calon pasien...dalam keadaan terbatas tertentu.”
Baca Juga: 7 Khasiat Dahsyat Beras Merah Saat Dikonsumsi Secara Rutin, Jangan Kaget
Marraccini mengatakan kepada Newsweek bahwa hanya sekitar 10-15 % pasiennya yang ragu-ragu atau menolak untuk mendapatkan vaksin.
"Saya paham bahwa orang-orang bebas memilih, tetapi untuk saya, itu menjadi masalah ketika berdampak ke orang lain," jujar Marraaccini kepada NBC 6.
“Ketika menyangkut keselamatan orang lain, ketika sampai pada fakta bahwa itu adalah masalah kesehatan global, dan masalah kesehatan masyarakat, pada titik ini, saya benar-benar mengatakan bahwa ini adalah penting bagi saya,” ucapnya.(*)
Baca Juga: Israel Akan Siapkan Vaksin Covid-19 Dosis Keempat Untuk Warganya: 'Lebih Efetif Lawan Varian Baru'
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Nypost.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar