Artinya, vaksin Johnson & Johnson tidak menunjukkan efek samping parah pada penerimanya.
"Dari hasil kajian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dari sisi keamanan, secara umum pemberian kedua vaksin tersebut dapat ditoleransi dengan baik," kata Penny dikutip dari laman resmi BPOM, Rabu (8/9/2021).
Baca Juga: 2 Pengobatan Malaria yang Paling Efektif Mencegah Komplikasi
Kepala BPOM menyatakan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) lokal yang umum terjadi, antara lain nyeri, kemerahan, dan pembengkakan, serta KIPI sistemik yang umum terjadi adalah sakit kepala, rasa lelah (fatigue), nyeri otot (myalgia), mengantuk, mual (nausea), muntah, demam (pyrexia), dan diare.
Sementara itu, Penny mengatakan, berdasarkan data interim studi klinik fase 3 pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi, efikasi Janssen Covid-19 Vaccine untuk mencegah keseluruhan gejala Covid-19 sebesar 67,2 persen.
Kemudian, efikasi untuk mencegah gejala Covid-19 sedang hingga berat pada subjek di atas 18 tahun yakni sebesar 66,1 persen.
Baca Juga: Tanpa Disadari, 4 Kebiasaan Merias Wajah Cara Ini Bisa Merusak Kulit
Nantinya, vaksin Johnson & Johnson ini akan digunakan pada program vaksinasi untuk masyarakat umum usia 18 ke atas. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | BPOM,YouTube |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar