GridHEALTH.id - Komplikasi diabetes dapat mencakup kerusakan saraf dan sirkulasi darah yang buruk.
Masalah-masalah tersebut dapat membuat kaki rentan terhadap luka kulit (ulkus) yang dapat memburuk dengan cepat atau yang biasa disebut sebagai kaki diabetik.
Ketika kaki diabetik berkembang, penyandang diabetes harus mendapatkan perawatan segera.
Sebab ulkus atau luka yang muncul dapat terinfeksi dan untuk mencegah penyebarannya biasanya dengan amputasi.
Disebutkan dalam laman mayoclinic.org (23/9/2021), lebih dari 80 % kasus kaki diabetes harus menjalani amputasi ketika penyandang diabetes mengalami ulkus kaki yang tidak terawat.
Baca Juga: Mengenal Diabetes Sekunder, Diabetes Tipe 3C yang Muncul Akibat Kerusakan Pankreas
Ulkus yang tidak sembuh-sembuh, menyebabkan kerusakan parah pada jaringan dan tulang mungkin memerlukan operasi pengangkatan (amputasi) jari kaki, kaki atau bagian kaki yang terkena.
Tapi jika manajemen diabetes tepat dan perawatan kaki yang cermat dilakukan dapat membantu mencegah risiko amputasi akibat kaki diabetik.
Karenanya sebagai langkah pencegahan baiknya penyandang diabetes mengetahui ciri kaki diabetik.
Dengan mengetahui ciri-cirinya, maka mereka bisa mencegah keparahan kaki diabetik sedini mungkin dengan bantuan dokter.
Terdapat beberapa ciri kaki diabetik yang mesti diwaspadai.
Melansir clevelandclinic.org (26/4/2021), penyandang diabetes harus waspadai jika mengalami ciri kaki diabetik berikut ini:
Baca Juga: Penyandang Diabetes Sering Terbangun Dini Hari, Ini Penyebabnya
1. Muncul perubahan bentuk kaki.
2. Mengalami perubahan pada kulit kaki, termasuk munculnya luka, kemerahan atau kegelapan, kehangatan atau bau yang aneh.
3. Rambut rontok pada jari kaki, kaki atau tungkai.
4. Hilang rasa di jari kaki, kaki atau tungkai.
5. Nyeri, kesemutan, terbakar atau kram di kaki atau tungkai.
6. Kuku kaki tebal dan kuning.
Penyandang diabetes juga dapat mengembangkan kaki Charcot, komplikasi langka yang dapat menyebabkan kelainan bentuk permanen.
Pada kasus kaki Charcot, kerusakan saraf melemahkan tulang dan sendi. Tulang bisa patah, dan persendian bisa terkilir atau kolaps.(*)
Baca Juga: 7 Cara Mengurangi Risiko Neuropati Diabetik, Kerusakan Saraf Penyandang DIabetes
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Clevelandclinic.org,Mayoclinic.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar