GridHEALTH.id - Selama ini, sebagian besar orang mengenal eksim pada bayi berbentuk seperti bercak kulit merah.
Namun, beberapa orang ada juga yang menyebut eksim basah.
Baca Juga: Dermatitis Atopik Bikin Bayi Rewel, Lakukan Perawatan Rumahan Ini
Hal ini sebenarnya hanya istilah yang digunakan oleh masyarakat untuk menggambarkan bentuk gangguan pada kulit berupa luka atau koreng yang terlihat basah, berair, atau bahkan mengeluarkan nanah.
Melansir laman National Health Service, dalam dunia medis, eksim basah disebut dengan eksim diskoid atau dermatitis nummular.
Gejala awal eksim basah biasanya sekelompok bintik-bintik kecil atau benjolan di kulit.
Bintik-bintik tersebut kemudian dengan cepat bergabung untuk membentuk lepuhan yang lebih besar yang dapat berkisar dari beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter.
Pada kulit yang lebih terang, bercak-bercak ini akan berwarna merah muda atau merah.
Pada kulit yang lebih gelap, bercak-bercak ini bisa berwarna cokelat tua atau lebih pucat dari kulit di sekitarnya.
Awalnya, bercak-bercak ini sering bengkak, melepuh (ditutupi dengan kantong kecil berisi cairan) dan mengeluarkan cairan.
Baca Juga: Debat Penggunaan Masker Terus-menerus di Sekolah, Penelitian Buktikan Pakai Masker Tetap Lebih Aman
Inilah yang mengebabkan bayi atau penderitanya akan merasa gatal terutama di malam hari.
Seiring waktu, lepuhan bisa menjadi kering, berkerak, pecah-pecah dan bersisik.
Bagian tengah lepuhan juga terkadang hilang, meninggalkan cincin kulit yang berubah warna yang bisa disalahartikan sebagai kurap.
Selain itu, gejala eksim basah dapat meliputi bercak-bercak itu mengeluarkan banyak cairan, kerak kuning berkembang di atas lepuhan, kulit di sekitar lepuhan menjadi panas, bengkak dan lunak atau nyeri, merasa sakit, merasa panas atau menggigil, atau kurang enak badan.
Eksim jenis ini bisa juga terjadi pada bayi.
Baca Juga: Mengobati Kaki Diabetes dan Cegah Amputasi Perlu Bantuan Dokter
Penyebab eksim basah bisa dikarenakan adanya infeksi akibat menggaruk luka karena gatal.
Bisa jadi infeksi bakteri, virus, atau jamur masuk ke area yang terpapar, sehingga dapat memperburuk gejala eksim dan membuat kondisi lebih sulit diobati.
National Eczema Society merekomendasikan beberapa untuk mengobati eksim basah pada bayi, yaitu:
1. Gunakan emolien atau pelembap
Disarankan bayi yang menderita eksim basah untuk menggunakan emolien dengan sifat antimikroba.
Emolien sangat aman dan dapat dioleskan sesering yang diperlukan, setiap jam jika perlu, untuk mencegah kulit bayi terasa kering dan terkelupas.
2. Mandi
Mandi dapat membuat eksim diskoid lebih nyaman dengan menghilangkan kerak dan mengurangi rasa gatal, tetapi air panas dapat memperburuk kondisi, jadi mandi harus suam-suam kuku.
Minyak mandi emolien dapat ditambahkan ke air atau pengganti sabun emolien yang digunakan untuk mencuci dan mandi.
Jangan gunakan sabun mandi beraroma.
Hindari kolam yang mengandung klorin.
3. Pakaian
Panas dapat menyebabkan rasa gatal memuncak.
Untuk itu, kenakan beberapa lapis pakaian yang bisa dilepas, sesuai kebutuhan, alih-alih satu lapis tebal.
Jangan meletakkan terlalu banyak selimut di tempat tidur bayi.
Baca Juga: Resep Air Putih Membantu Meringankan Masalah Asam Urat yang Kambuh
Kenakan bahan yang lembut dan halus di dekat kulit bayi, lebih disukai 100% katun.
Hindari bahan yang gatal, seperti wol murni, poliester atau akrilik.
Bayi bisa mencoba bahan campuran katun dan sintetis, ini bagus untuk beberapa orang dengan eksim.
Gunting label pakaian yang menempel pada kulit.
Baca Juga: Jus Lemon Sebagai Perawatan Kecantikan, Bisa Membuat Kulit Seperti Terbakar
Gunakan sarung tangan bagi bayi berusia muda untuk menghindari menggaruk kulit dan menyebabkan eksim pada bayi semakin parah. (*)
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | NHS,eczema.org |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar