Studi ini melibatkan 2.334 wanita non-obesitas dan 468 wanita obesitas pada minggu ke delapan hingga 13 kehamilan.
Para wanita menanggapi kuesioner tentang gejala depresi ketika mereka mendaftar dalam penelitian ini, antara minggu ke-16 dan ke-22 kehamilan, dan kemudian enam minggu setelah melahirkan.
Para peneliti menemukan bahwa wanita yang memiliki skor depresi tertinggi pada trimester pertama dan kedua, sekitar 17%, memiliki risiko hampir tiga kali lipat untuk diabetes gestasional bila dibandingkan dengan wanita yang memiliki skor depresi lebih rendah.
Hampir 15 persen mengalami gejala depresi setelah lahir, yang lebih dari empat kali lipat dari wanita yang tidak memiliki diabetes gestasional, menunjukkan penelitian yang dipublikasikan secara online di jurnal Diabetologia.
Baca Juga: Mari Berlomba Jadi Kaya, Penelitian Menyebutkan Orang Kaya Lebih Panjang Umur!
Para peneliti percaya bahwa kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan peradangan, hormonal , dan perubahan lain yang dapat menyebabkan gejala depresi. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL #healthymoves
Source | : | American Diabetes Association,Diabetologia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar