GridHEALTH.id -Depresi pada awal kehamilan lebih dari dua kali lipat risiko diabetes gestasional, yang, pada gilirannya, meningkatkan risiko depresi pascamelahirkan enam minggu setelah melahirkan, kata sebuah penelitian.
Diabetes gestasional adalah bentuk diabetes yang hanya terjadi pada kehamilan dan, jika tidak diobati, dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi ibu dan bayi.
"Data kami menunjukkan bahwa depresi dan diabetes gestasional dapat terjadi bersamaan," kata penulis pertama studi Stefanie Hinkle dari Institut Kesehatan Nasional AS Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development (NICHD). Studi diadakan pada tahun 2014 hingga 2018.
"Sampai kita mempelajari lebih lanjut, dokter mungkin ingin mempertimbangkan untuk mengamati wanita hamil dengan gejala depresi untuk tanda-tanda diabetes gestasional.
Mereka juga mungkin ingin memantau wanita yang memiliki diabetes gestasional untuk tanda-tanda depresi pascapersalinan," catat Hinkle.
Meskipun obesitas diketahui meningkatkan risiko diabetes gestasional, kemungkinan diabetes gestasional lebih tinggi pada wanita non-obesitas yang melaporkan depresi daripada wanita gemuk dengan depresi, studi tersebut menemukan.
Baca Juga: Diabetes Gestasional Muncul Saat Hamil, Berisiko Pada Ibu dan Janin
Baca Juga: Sekitar 99% Kematian Covid-19 Terjadi Pada Orang yang Tidak Divaksin, WHO
Para peneliti menganalisis catatan kehamilan dari NICHD Fetal Growth Studies-Singleton Cohort, yang melacak kemajuan ribuan kehamilan, untuk memahami pola pertumbuhan janin.
Studi ini melibatkan 2.334 wanita non-obesitas dan 468 wanita obesitas pada minggu ke delapan hingga 13 kehamilan.
Para wanita menanggapi kuesioner tentang gejala depresi ketika mereka mendaftar dalam penelitian ini, antara minggu ke-16 dan ke-22 kehamilan, dan kemudian enam minggu setelah melahirkan.
Para peneliti menemukan bahwa wanita yang memiliki skor depresi tertinggi pada trimester pertama dan kedua, sekitar 17%, memiliki risiko hampir tiga kali lipat untuk diabetes gestasional bila dibandingkan dengan wanita yang memiliki skor depresi lebih rendah.
Hampir 15 persen mengalami gejala depresi setelah lahir, yang lebih dari empat kali lipat dari wanita yang tidak memiliki diabetes gestasional, menunjukkan penelitian yang dipublikasikan secara online di jurnal Diabetologia.
Baca Juga: Mari Berlomba Jadi Kaya, Penelitian Menyebutkan Orang Kaya Lebih Panjang Umur!
Para peneliti percaya bahwa kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan peradangan, hormonal , dan perubahan lain yang dapat menyebabkan gejala depresi. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL #healthymoves
Source | : | American Diabetes Association,Diabetologia |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar