GridHealth.id - Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis, yang paling sering menyerang paru-paru.
TBC merupakan salah satu penyakit infeksi menular dari satu orang ke yang lainnya, melalui udara.
Baca Juga: Kenali Tipe Tuberkulosis, Penyakit Menular Ke-3 Paling Mematikan
Ketika seseorang dengan penyakit ini batuk, bersin, atau meludah, maka kuman Tuberculosis akan tersebar di udara.
Melansir WHO (04/09/2021), penyakit Tuberkulosis berada di dalam 10 besar daftar penyebab kematian di dunia dan berasal dari agen infeksi tunggal.
Pada 2019, tercatat sekitar 1,4 juta orang meninggal dunia karena tuberkulosis.
Orang yang terinfeksi bakteri Mycobaterium tuberculosis aktif, memiliki risiko seumur hidup 5-10% untuk mengalami TBC.
Penyakit infeksi tuberkulosis bisa menyerang siapa saja, namun beberapa kelompok tertentu memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit ini.
Misalnya, dilansir dari Mayo Clinic, orang yang memiliki sistem imun rendah karena menderita penyakit HIV/AIDS, diabetes, penyakit ginjal parah, penderita kanker dan sedang menjalani pengobatan kemoterapi, hingga yang mengalami malnutrisi.
Baca Juga: Keramas dengan Kopi Bubuk dan Sampo Diklaim Bisa Cegah Rambut Rontok
Mereka yang telah terinfeksi dan menderita tuberkulosis, akan menunjukkan gejala seperti batuk, demam, keringat malam, atau penurunan berat badan.
Gejala penyakit tuberkulosis bisa muncul ringan, namun berlangsung selama berbulan-bulan.
Kondisi inilah yang menyebabkan penanganan sering terlambat dilakukan, dan bisa menularankan bakteri ke orang lain.
Penyakit infeksi tuberculosis dapat menginfeksi 5-15 orang lain yang dekat dengan merak selama satu tahun.
Waspada TB Laten
Sementara itu, ada juga kondisi yang disebut TB laten.
Kondi ini, seseorang sudah terinfeksi bakerti Mycrobaterium tuberculosis, namun tidak timbul gejala apapun dan sistem kekebalan sudah berhasil mencegahnya menyebar di dalam tubuh.
Baca Juga: 4 Obat TBC Berdasarkan Jenis Penyakitnya, Ketahui Juga efek Sampingnya
Orang dengan TB laten, dilansir dari NHS.uk, tidak akan menularkan penyakit infeksi ini pada orang lain, namun bakterinya akan tetap ada di tubuh penderita.
Penderita TBC bisa sembuh dengan melakukan pengobatan. Konsumsi antibiotik perlu dilakukan selama 6 bulan penuh.
Seseorang yang telah terinfkesi TB aktif biasanya tidak perlu disolasi selama pengobatan, tetapi perlu juga untuk melakukan pencegahan dasar.
Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi penyebaran infeksi kepada keluarga dan teman.
Baca Juga: 12 Komplikasi Kulit Pada Penyandang Diabetes, Periksakan ke Dokter Jika Mengalaminya
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah menyebarnya penyakit tuberkulosis adalah dengan tidak pergi ke kantor atau sekolah hingga dokter mengizinkan, selalu menutup mulut ketika batuk ataupun tertawa, dan hati-hati saat membuang tisu bekas, lebih baik dimasukkan ke kantong plastik tertutup.
Pencegahan TBC
Selain itu, penderita tuberkulosis juga bisa lebih sering membuka jendela untuk sirkulasi udara yang baik dan hindari tidur di kamar yang sama dengan orang lain.
Jika melakukan kontak erat dengan penderita tuberkulosis, maka segera jalani tes untuk melihat apakah terinfeksi atau tidak.
Tes yang dijalani mulai dari rontgen dada, tes darah, dan tes kulit atau yang biasa disebut test Mantaoux.
Selain menjaga jarak dengan orang lain, penyakit tuberkulosis juga bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi.
Di beberapa negara yang kasus tuberculosisnya tinggi, menyuntikan vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), kepada anak bayi.(*)
Baca Juga: Jangan Biarkan Menular, Ini Cara Buang Dahak Bagi Penderita TBC
Source | : | Mayo Clinic,WHO,Nhs.uk |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar