GridHEALTH.id - Trigeminal neuralgia atau nyeri wajah sebelah, terjadi karena adanya gangguan saraf trigeminal yang ada di kepala. Saraf ini berpasangan berada di bagian kanan dan kiri kepala.
Saat mengalami trigeminal neuralgia, penderita akan merasakan nyeri ketika melakukan aktivitas sehari-hari seperti menguap, berbicara, makan, bahkan ketika ada rambut yang jatuh mengenai wajah. Rasa nyeri yang tak tertahankan bahkan bisa menimbulkan pikiran negatif pada seseorang dan berusaha untuk mengakhiri hidupnya.
Baca Juga: 7 Tanda Komplikasi Diabetes Menyerang Saraf, Di antaranya Kesemutan
Sakit trigeminal neuralgia dikenal juga dengan istilah tic douloureux, yang memiliki arti kejutan yang menyakitkan.
Di Amerika Serikat, kasus trigeminal neuralgia lebih banyak dialami oleh perempuan daripada pria, yakni 3:2 dan terjadi saat usia berada di atas 40 tahun.
Sedangkan di Indonesia sendiri, angka kejadiannya sebesar 0,3% dari jumlah penduduk atau sekitar 800.000 orang.
Baca Juga: Ternyata Sakit yang Diderita Tukul Arwana Sudah Lama, Hanya Diobati dengan Pereda Nyeri
dr Mustaqim Prasetya, Sp.BS, FINPS, praktisi yang banyak menangani kasus trigeminal neuralgia dari Klinik Utama DR. INDRAJANA, menyebutkan penderita trigeminal neuralgia biasanya mengalami nyeri seperti ditusuk paku atau tersayat.
Awalnya gejala yang muncul berlangsung singkat dan bisa hilang timbul. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, gejalanya semakin lebih sering terjadi dan dalam beberapa kasus nyeri bisa dirasakan di kedua sisi wajah.
“Dari cerita-cerita orang yang menderita, bahwa trigeminal neuralgia merupakan salah satu kondisi paling nyeri yang dialami oleh umat manusia,” kata dokter Mustaqim Prasetya, Rabu (13/10/2021) saat konfrensi pers yang dilakukan secara virtual.
Pengobatan Trigeminal Neuralgia
Terjadi karena tekanan pembuluh darah pada saraf trigeminal, disebutnya sindrom kompleksi neurovascular.
Di mana saraf trigeminal keluar dari batang otak, kemudian ada pembuluh darah yang menempel, lama-lama selaput pelindung dari saraf tertekan dan menjadi rusak, menimbulkan nyeri.
Bukan disebabkan karena kompleksi pembuluh darah, tapi hal-hal lain seperti tumor, kelainan pembuluh darah bawaan, kelengketan pasca peradangan di kepala, pasca stroke, dan kelainan autoimun.
Trigeminal neuralgia umumnya ditangani dengan proses pembedahan. Namun, terdapat alternatif pengobatan lain, yakni metode PRFR (Percutaneous Radiofrequency Rhizotomy).
Tindakan PRFR dapat mengurangi sensitifitas saraf trigeminal dengan cara pemanasan menggunakan radio frekuensi.
Dokter Mustaqim menjelaskan bahwa metode PRFR ini, bisa dilakukan pada pasien yang belum siap menjalani pembedahan namun tidak tahan dengan nyeri karena trigeminal neuralgia. Selain itu, pasien yang sudah berusia lanjut dan memiliki kondisi medis tertentu, juga bisa melakukan tindakan ini.
Baca Juga: Program Terapi Stroke Tukul Arwana Saat Pemulihan, Usai Operasi Pendarahan Otak Akibat Hipertensi
“Untuk beberapa kasus yang sudah dioperasi dan muncul lagi, operasi pengulangan akan berbahaya karena adanya risiko perlengketan. Risiko terjadinya komplikasi meningkat, PRFR bisa dilakukan dengan risiko komplikasi lebih rendah,” jelasnya.
Pasien trigeminal neuralgia yang tidak mempan dengan obat-obatan yang sudah diberikan pun, perlu mengatasi nyeri yang dirasakannya dengan melakukan PRFR.(*)
Baca Juga: 5 Tips Meningkatkan Neuroplastisitas dan Pemulihan Pasca Stroke
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar