GridHEALTH.id - Pendarahan otak, terlepas dari lokasinya, biasanya terjadi secara tiba-tiba.
Dikutip dari clevelandclinic.org (4/5/2020), pendarahan otak menyebabkan kerusakan otak dan tentunya bisa mengancam jiwa.
Keseriusan dan hasil dari pendarahan otak tergantung pada penyebabnya, lokasi di dalam tengkorak, ukuran pendarahan, jumlah waktu yang lewat antara pendarahan dan pengobatan, usia dan kesehatan secara keseluruhan.
Setelah sel-sel otak mati, mereka tidak beregenerasi. Kerusakan bisa parah dan mengakibatkan cacat fisik, mental, dan berbasis tugas.
Pengobatan dan perawatan dokter diperlukan untuk mencegah kerusakan pendarahan otak semakin parah.
Lantas berapa lama proses penyembuhan pasien pendarahan otak?
Pemulihan pasien pendarahan otak rupanya waktu atau durasi kesembuhan seseorang pasca pendarahan otak bervariasi, tergantung dari jumlah jaringan otak yang dapat diselamatkan.
Demikian yang dijeaskan dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis, seperti dilansir dari Kompas.com (19/10/2021).
Menurutnya untuk menyelamatkan nyawa pasien yang mengalami pendarahan otak, dokter harus mengontrol kembali tekanan darah dan menyelamatkan organ yang ada di dalam tubuh pasien.
“Kami harus memastikan pendarahan yang terjadi pada pasien dapat berhenti atau membeku, agar tidak terjadi pendarahan besar,” ujar dr. Subrady.
Baca Juga: Kini Tak Harus Minum Obat Kolesterol Tiap Hari, Cukup Setahun 2 Kali Suntikan
Lebih lanjut ia mengatakan, proses penyembuhan pendarahan otak bersifat bertahap, tahapan penyembuhan antar pasien biasanya berbeda-beda, tergantung dari organ tubuh yang mengalami gagal fungsi dan kondisi pasien.
Hal tersebut sama seperti proses terjadinya pendarahan otak yang tidak terjadi secara tiba-tiba, kecuali pada seseorang yang mengalami kecelakaan.
Proses terjadinya pendarahan otak juga bervariasi.
Ada yang hitungan hari, bulan, atau tahun.
Ini tergantung gejala yang dirasakan dan apakah orang tersebut mengabaikannya atau tidak.
“Semakin cepat seseorang mengenali gejala, maka pendarahan pada otak akan semakin mudah diminimalisir.”
Baca Juga: Saat BAB Jangan Mengejan, Risikonya Bisa Pendarahan Otak hingga Hilang Ingatan
Untuk memaksimalkan proses penyembuhan, menurut dr. Subrady, pasien pendarahan otak yang telah selesai dirawat di rumah sakit harus tetap melakukan rehabilitasi.
Rehabilitasi dilakukan untuk pemulihan kemampuan mengunyah, menelan, berjalan, berbicara, dan berbagai tahapan rehabilitasi lainnya.
“Bahkan, agar seseorang dapat kembali bekerja, pasien sebaiknya berkonsultasi dengan dokter okupasi untuk mengetahui tahapan pemulihan yang tepat, agar dapat kembali bekerja,” jelasnya.
Baca Juga: Selain Baik Bagi Kesehatan Tubuh, Apel Juga Berkhasiat untuk Kecantikan Kulit
Dr. Subrady mengingatkan, pendarahan otak dapat terjadi karena adanya faktor risiko penyakit seperti darah tinggi, obesitas, kolesterol, diabetes melitus, asam urat, dan stroke yang tidak dikontrol secara rutin.
Sebelum terlambat, setiap orang sebenarnya dapat melakukan screening awal potensi penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan pendarahan otak, yaitu dengan mengecek tekanan darah melalui alat pengukur tekanan darah sesaat setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas.
“Bangun tidur sebelum beraktivitas adalah waktu yang paling tepat untuk menunjukkan tekanan darah dibandingkan setelah beraktivitas,” pungkasnya.(*)
Baca Juga: Program Terapi Stroke Tukul Arwana Saat Pemulihan, Usai Operasi Pendarahan Otak Akibat Hipertensi
Source | : | Kompas.com,Clevelandclinic.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar