GridHEALTH.id - Saat mengalami penyakit infeksi virus, pengobatan dilakukan umumnya untuk mengatasi gejala yang muncul saja.
Sebab obat virus terbaik saat ini adalah sistem imunitas yang terbangun dalam tubuh manusia.
Dikutip dari laman medlineplus.gov, pemberian antibiotik tidak bisa digunakan untuk pengobatan penyakit infeksi virus.
Dokter biasanya akan menggunakan antivirus sebagai pengobatan.
Sayangnya tidak semua penyakit infeksi virus bisa diberikan antivirus.
Antivirus saat ini tersedia hanya untuk mengobati penyakit infeksi virus, seperti influenza, herpes, hepatitis B dan C, serta HIV.
Dijelaskan pada laman clevelandclinic.org (11/5/2021), bahwa antivirus sendiri adalah obat yang membantu tubuh melawan virus tertentu yang dapat menyebabkan penyakit infeksi.
Baca Juga: 4 Makanan Memperkuat Imunitas Tubuh Saat Terserang Infeksi Chikungunya
Obat antivirus juga bersifat preventif. Mereka dapat melindungi kita dari infeksi virus atau mencegah kita menyebarkan virus ke orang lain ketika sakit.
Obat antivirus bekerja secara berbeda tergantung pada obat dan jenis virusnya.
Antivirus dapat:
- Memblokir reseptor sehingga virus tidak dapat mengikat dan memasuki sel sehat.
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi virus.
- Menurunkan viral load (jumlah virus aktif) di dalam tubuh.
Kebanyakan antivirus adalah obat oral yang ditelan. Tetapi kita mungkin juga menerima obat antivirus dari dokter sebagai obat tetes mata, bubuk inhalasi, injeksi (suntikan) ke dalam otot injeksi vena (IV) ke dalam vena, atau salep atau krim topikal (kulit).
Namun sebelum menggunakan antivirus sebagai pengobatan, baiknya kita mengetahui efek samping dari obat tersebut.
Sehingga nantinya tidak kaget jika tiba-tiba mengalami efek sampingnya setelah penggunaan.
Baca Juga: Obat Alami Daun Salam, 9 Khasiatnya Berikut Ini Dicari Banyak Orang
Adapun efek samping dari antivirus bervariasi tergantung pada jenis obat dan kekuatan (dosis).
Kita mungkin mengalami:
- Batuk.
- Mulut kering.
- Diare.
- Pusing.
- Kelelahan.
- Sakit kepala.
- Insomnia.
- Nyeri sendi atau nyeri otot.
- Mual dan muntah.
- Ruam kulit.(*)
Baca Juga: Penyakit Infeksi Rubella, Ini 7 Gejala Sebelum Ruam Muncul di Kulit
Source | : | Medlineplus.gov,Clevelandclinic.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar