GridHEALTH.id - Giant Baby alias bayi lahir di atas 4Kg, tentu membuat was-was dokter juga ibu.
Ketahuilah tidak mudah melahirkan dan merawat bayi di atas 4Kg seperti ini.
Tapi ada cara bagaimana cara aman dan nyaman melahirkan dna merawat bayi besar seperti ini.
Untuk diketahui, bayi dengan BB di atas 4Kg dalam dunia kedokteran disebut makrosomia.
Kemunculan bayi seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor kondisional atau hanya dapat diduga, dengan melihat orangtuanya yang memang besar atau karena lingkungannya (faktor gizi) yang memungkinkan bayi mempunyai BBL besar.
Selain itu ada faktor ibu yang hamil menderita diabetes melitus, mengalami kelebihan berat badan (obesitas), dan yang terakhir faktor kehamilan lebih bulan.
Namun, yang bermasalah dan cukup sering terjadi adalah karena di kala hamil ibu mengalami diabetes melitus atau yang biasa disebut diabetes gestasional (diabetes yang disebabkan kehamilan).
Baca Juga: Kemenkes Temukan 22 Mutasi Covid-19 Varian Delta di Indonesia, Jakarta Paling Banyak
Dalam proses melahirkan bayi besar ada risikonya, yaitu bayi raksasa atau bayi yang lahir di atas 4 kg berisiko hipoglikemi (kadar gula kurang dari 40).
Padahal hipoglikemi pada bayi tidak boleh terjadi, sebab ancaman yang paling besar adalah bayi bisa kejang, hipoksia, yang ujung-ujungnya merusak otak.
Karenanya, saat persalinan menjelang, biasanya dokter kebidanan sudah menginformasikan kepada dokter anak yang ikut dalam proses persalinan, bahwa bayi yang dilahirkan kemungkinannya besar (lebih dari 4 kg) sehingga dokter anak akan bersiap-siap.
Selain memeriksa kadar gula bayi yang lahir, dokter juga bersiap-siap untuk memberikan asupan gula, supaya hipoglikemi tidak terjadi.
Cara pemberiannya, jika kondisi anaknya dinilai oke, cukup dengan diberi minum cairan gula.
Tetapi jika tidak memungkinkan, dokter akan memberikan asupan gula melalui infus.
Biasanya jika tindakan langsung dilakukan di jam-jam pertama setelah dilahirkan, kadar gula bayi akan kembali normal, dan kejang dan hipoksia tidak akan terjadi.
Dengan demikian selamatlah si kecil dari ancaman kerusakan otak dan organ vital lainnya, yaitu ginjal, jantung, dan pencernaan.
Setelah itu, dokter akan memantau dan meminta orangtua untuk menjaga BB bayi di rentang yang normal.
Berat badan giant baby harus dikontrol secara ketat. Pertambahan BB-nya tidak boleh lebih dari 1kg per bulan dalam tiga bulan pertama setelah kelahiran.
Tiga bulan selanjutnya, maksimal penambahan BB-nya 600 g. Tiga bulan selanjutnya berkurang lagi, setiap bulannya tidak boleh lebih dari 300-400 gram.
Nah, cara terbaik untuk ini adalah dengan memberikan si bayi ASI eksklusif dan nantinya diteruskan dengan tatalaksana pemberian MPASI dan makanan lanjutan yang terukur.
Jika ibu memberikan ASI saja selama 6 bulan kepada bayinya, maka tidak akan ada masalah.
Namun, jika ibu memberikan susu formula, campurlah dengan pemberian ASI. Maksudnya, siang hari si kecil diberi susu formula sesuai dengan takaran yang dianjurkan dokter. Malam harinya biarkan si kecil menetek. Tak mengapa walau ASI tidak keluar.
Penting juga diketahui, respons imunologi giant baby terlalu hebat. Jika sampai terinfeksi, katakanlah dia terkena demam berdarah (DB), maka risiko kegawatannya lebih tinggi daripada anak yang respons imunologinya normal.
Baca Juga: Jangan Anggap Enteng Dampak Resistensi Antibiotik, Berikut Fakta-faktanya
Karenanya bayi ini harus dijaga betul kesehatannya agar jangan sampai terjangkiti penyakit-penyakit akibat infeksi bakteri, kuman, virus, jamur, dan sebagainya.
Selain itu bayi besar rentan mengidap diabetes melitus (DM). Mengapa? Karena pada bayi raksasa, lemak dalam tubuhnya melakukan reaksi resistensi insulin.
Akibatnya, tubuh bayi tidak mampu mengolah gula yang masuk dari makanan ataupun minuman. Akhirnya, gula di dalam darah akan meningkat.
Dalam jangka panjang, bila BB-nya dibiarkan bertambah tak terkendali, kala memasuki usia produktif, kemungkinan ia akan mengalami stroke, gangguan jantung, dan hiperkolesterol. Jadi pertambahan BB-nya harus benar-benar dipantau ketat.(*)
Baca Juga: Selain Sebagai Bumbu Masak, Bawang Putih Juga Punya Khasiat untuk Kulit dan Rambut
Source | : | Buku nakita - perawatan bayi |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar