GridHEALTH.id - Penyakit yang disebabkan oleh virus jumlahnya cukup banyak, salah satu di antaranya adalah poliomyelitis.
Poliomeylitis atau yang biasa dikenal dengan polio, disebabkan oleh virus golongan Human Enterovirus. Penyebaran virus bisa terjadi melalui kontak sesama manusia.
Baca Juga: Tes dan Diagnosis Untuk Infeksi Herpes Genital atau Herpes Simpleks
Polio bisa terjadi pada usia berapa pun, namun anak-anak yang umurnya di bawah 5 tahun, memiliki risiko tinggi untuk mengalaminya.
Dilansir dari laman infeksiemerging.kemkes.go.id, Rabu (10/11/2021), pola penyebaran infeksi ini terjadi ketika virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus. Kemudian akan dikeluarkan bersamaan dengan feses.
Penyebaran virus polio dapat terjadi dengan sangat cepat di lingkungan yang kurang bersih dan sanitasinya buruk.
Pada abad ke-20, poliomyelitis menjadi salah satu penyakit yang ditakuti di sejumlah negara, karena menyebabkan kelumpuhan pada ratusan ribu anak.
Baca Juga: Ini Dia 7 Vaksin Covid-19 Disetujui WHO Untuk Penggunaan Darurat
Masa inkubasi virus polio berlangsung selama 3-6 hari setelah terpapar. Sedangkan kelumpuhan bisa terjadi dalam kurun waktu 7-21 hari.
Melansir laman WHO, Rabu (10/11/2021), sekitar 90% orang yang terinfeksi tidak mengalami gejala atau hanya merasakan gejala yang ringan.
Gejala awal yang muncul seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, hingga muntah, sering disalahartikan dengan penyakit lain, seperti flu. Ini menyebabkan poliomyelitis tidak disadari.
Pada sebagian kecil kasus, infeksi virus polio mengembangkan gejala lain yang lebih serius dan mempengaruhi otak dan susmsum tulang belakang:
- Parastesia, kesemutan di kaki.
- Meningitis, infeksi pada penutup sumsum tulang belakang atau otak.
- Kelumpuhan, tubuh bagian tertentu seperti tangan atau kaki tidak bisa digerakkan. Ini merupakan kondisi yang paling sering dikaitkan dengan polio karena dapat menyebabkan lumpuh permanen dan kematian.
Dikutip dari CDC, anak-anak yang sudah sepenuhnya sembuh dapat mengalami nyeri otot baru, kelemahan, atau kelumpuhan ketika sudah dewasa (15-40 tahun kemudian). Ini disebut dengan sindrom pasca polio.
Baca Juga: Update Vaksin Merah Putih, Sudah Masuk Uji Klinik Tahap 1, Bisa Untuk Booster dan Anak 5-12 Tahun
Tidak ada obat untuk poliomyelitis dan pemberian vaksin polio merupakan hal penting. Anak yang sudah mendapatkan imunisasi polio lengkap, tidak rentan terinfeksi virus ini.
Sejak Prakarsa Pemberatasan Polio Global diluncurkan pada 1988, diperkirakan sekitar 1,5 juta kematian anak karena polio berhasil dicegah melalui pemberian vitamin A secara sistematis selama kegiatan imunisasi.
Poliomyelitis saat ini masih menjadi penyakit endemik di tiga negara, yakni Afghanistan, Pakistan, dan Nigeria.
Baca Juga: Gejala Demam Rift Valley, Infeksi yang Ditularkan dari Gigitan Nyamuk
Source | : | CDC,WHO,Infeksiemerging.kemkes.go.id |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar