GridHEALTH.id - Dalam sebuah video diperlihatkan detik-detik virus corona mengintai targetnya, bersiap memangsa dengan sembunyi-sembunyi dan presisi menyerang perlindungan buruannya.
Begitu masuk, virus corona memaksa host-nya untuk menghasilkan lebih banyak penyusup, dan kemudian membuatnya meledak.
Ledakan ini menghasilkan lebih banyak virus yang siap menyerang seperti amukan masa dalam jumlah besar.
Baca Juga: Bahaya Penyakit Infeksi Haemophilus influenzae Tipe B (Hib) Pada Anak, Solusinya Divaksin
Dilansir dari New York Times, Sabtu (22/8/2021), "drama" tersebut cukup menggambarkan bagaimana virus corona SARS-CoV-2 yang menginfeksi sel otak kelelawar mampu mengubah sel menjadi pabrik pembuat virus, sebelum menyebabkan sel inang mati.
Dalam rekaman tersebut, susunan sel otak kelelawar adalah yang berupa gumpalan abu-abu.
Sementara titik merah yang ada di sekitar gumpalan abu-abu merupakan sel yang mati setelah terinfeksi virus.
Sel-sel yang terinfeksi bergabung dengan sel-sel di sekelilingnya untuk membentuk massa yang lebih besar. Menjelang akhir video, mereka meledak, menandakan sel-sel mati.
Bukan Video Rekayasa
Video tersebut dibuat oleh Ahli virologi dari Institut Pasteur di Paris, Sophie-Marie Aicher dan Delphine Planas berhasil.
Keduanya merekam perilaku mikroskopis virus corona SARS-CoV-2 yang mengamuk ketika menginfeksi sel otak kelelawar.
Asal tahu saja, perilaku yang dilakukan virus corona saat menginfeksi sel kelelawar ini sama seperti ketika menginfeksi manusia.
Video ini pun berhasil memenangkan penghargaan terhormat dalam kompetisi video mikroskopis yang disponsori oleh perusahaan fotografi, Nikon.
Baca Juga: Nyeri Leher, Redakan dengan 5 Cara Sederhana Ini, Bisa Tanpa Obat
Aicher sendiri adalah ilmuan yang mengambil spesialis penyakit zoonosis, penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Mengenai penelitian tersebut dirinya mengatakan serangan virus penyebab Covid-19 saat menginfeksi sel kelelawar perilakunya juga sama seperti pada manusia.
Perbedaannya hanya satu, ketika virus corona menyerang manusia akan membuat sakit.
Sementara saat menginfeksi kelelawar, virus corona itu tidak membuat mereka sakit.
Ketika menginfeksi manusia, virus corona mampu menghindari deteksi sinyal bahaya dan menyebabkan lebih banyak kerusakan.
Seperti kita tahu, saat ada patogen pembawa penyakit seperti virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan akan mengirim sinyal untuk memproteksi diri.
Namun, virus corona memiliki keahlian untuk menghindari sinyal tersebut. Aicher mengatakan, virus corona SARS-CoV-2 memiliki kekuatan khusus untuk memaksa sel inang menyatu dengan sel tetangga, sebuah proses yang dikenal sebagai syncytia, yang memungkinkan virus corona tetap tidak terdeteksi saat bereplikasi.
Baca Juga: Khasiat Obat Alami Daun Kelor Untuk Pria, Prostat Sehat, Atasi Masalah Disfungsi Ereksi
“Setiap kali virus harus keluar dari sel, itu berisiko terdeteksi. Sehingga jika dapat langsung berpindah dari satu sel ke sel lainnya, ia dapat bekerja lebih cepat,” kata Aicher.
Dia berharap, video itu akan membantu mengungkap perilaku vrius corona dan memudahkan orang untuk memahami musuh bebuyutan yang telah menyerang lebih dari 213 juta orang di dunia ini.
Aicher pun menjelaskan, “Sangat penting untuk membantu orang memahami bahwa ini adalah virus yang sangat canggih dan pintar, yang beradaptasi dengan baik untuk membuat manusia sakit,” kata Aicher, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The New York Times, Senin (30/8/2021).(*)
Baca Juga: Dibalik Kelezatan dan Kesegaran Es Teh Tersimpan Efek Mengerikan yang Tak Disadari Penikmatnya
Source | : | kompastekno |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar