Sampel darah dari lebih dari 4.000 peserta juga diambil untuk menentukan keberadaan dan jumlah antibodi IgM, IgA dan IgG terhadap lima antigen virus, yang menyebabkan tubuh membuat respons imun terhadapnya.
Dari jumlah tersebut, 18 persen memiliki antibodi spesifik virus, tetapi tidak ada hubungan yang ditemukan antara infeksi dan paparan polutan udara, kata para peneliti.
Namun, di antara mereka yang terinfeksi, ditemukan hubungan antara paparan NO2 dan PM2.5 yang lebih tinggi dan peningkatan kadar IgG spesifik untuk lima antigen virus, yang merupakan indikasi beban virus dan keparahan gejala yang lebih tinggi.
Untuk total populasi penelitian yang terdiri dari 9.605 peserta, ditemukan hubungan antara paparan yang lebih tinggi terhadap NO2 dan PM2.5 dan penyakit, terutama untuk kasus parah yang berakhir di rumah sakit atau perawatan intensif.
Karenanya masyarakat diimbau untuk peduli kembali dalam mengurangi tingkat polusi udara, terang peneliti.
Sementara itu terkait bahaya polusi udara, dilansir dari nationalgeographic.org, bahwa orang yang terpapar olehnya akan mengalami berbagai efek kesehatan dikemudian hari.
Baca Juga: Ciri-ciri Seseorang Mengalami Prediabetes, Kondisi Sebelum Positif Diabetes
Source | : | Business-standard.com,Nationalgeographic.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar