Sejak itu, jumlahnya telah menurun secara substansial. Pada Jumat pekan lalu hanya 16 kasus yang tercatat.
Salah satu teori mengapa kasus varian Delta menurun tiba-tiba, melansir Manado Post (25/11/2021), adalah mutasi yang berkelanjutan telah membuatnya gagal secara efektif.
Sementara mutasi dapat mengubah virus menjadi virus yang lebih kuat, komposisinya berubah seiring waktu.
Para ilmuwan yang dipimpin oleh Institut Genetika Nasional, Mishima, Jepang, menemukan bahwa banyak mutasi genetik sebelum berhenti secara tiba-tiba dalam proses evolusi.
Baca Juga: Ilmuwan Khawatirkan Varian Baru Covid-19, Ditemukan Pertama Kali di Bostwana
Dilansir dari Science Times, Rabu (24/11), Profesor genetika Ituro Inoue, dari institut tersebut, mengatakan, strain Delta di Jepang sangat menular dan mencegah varian lain seperti laporan News Nation USA.
Namun, dia menambahkan, ketika mutasi menumpuk, mereka percaya virus justru tidak dapat mereplikasi dirinya sendiri.
Akankah kabar baik ini artinya 2022 dunia sudah bebas dari pandemi Covid-19?(*)
Baca Juga: Bukan Disuntik, Presiden Rusia Vladimir Putin Mendapat Vaksin Covid-19 Lewat Hidung
Source | : | Kompas.com,Manado Post - varian delta |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar