GridHEALTH.id - Setiap wanita memiliki siklus menstruasinya masing-masing setiap bulannya.
Siklus menstruasi merupakan rentang waktu sejak hari terakhir datang bulan hingga hari pertama haid pada bulan berikutnya.
Menstruasi terjadi saat sel telur yang sudah matang dan dilepaskan oleh indung telur selama masa ovulasi tidak dibuahi.
Baca Juga: Benarkah Menopause Bikin Rambut Rontok? Begini Jawaban Dokter
Datang bulan pertama biasanya dialami oleh seorang remaja perempuan ketika ia berusia 12 tahun dan terus berlangsung hingga 50 tahun.
Seiring bertambahnya usia, kondisi organ reproduksi terutrama ovarium atau indung telur, juga ikut mengalami penuaan.
Baca Juga: Suasana Hati Mudah Berubah saat Menopause, Atasi dengan Cara Ini
Penuaan yang terjadi ini, menyebabkan fungsi ovarium dalam menghasilkan hormon estrogen yang berperan dalam siklus menstruasi dan kehamilan, menjadi menurun.
Kondisi ini kemudian mempengaruhi siklus menstruasi wanita. Siklus menstruasi akan menjadi tidak teratur dan akhirnya berhenti secara keseluruhan.
Berakhirnya siklus menstruasi pada seorang wanita, dikenal juga dengan nama menopause.
“Menopause adalah suatu definisi di mana wanita tidak mendapatkan haid selama 12 bulan berturut-turut, yang biasanya terjadi mulai usia 40 tahun ke atas hingga 56 tahun,” kata dr Rizka Yurianda, Sp.OG(K)FER, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi di RSIA Bunda Jakarta.
Baca Juga: Ini Tanda-tanda Menopause Dini, Salah Satunya Seluruh Tubuh Nyeri
Dalam liputan khusus GridHEALTH, Rabu (24/11/2021), dokter Rizka mengatakan, bahwa kondisi tertentu, seperti pernah melakukan operasi pengangkatan ovarium atau adanya penyakit, membuat seorang wanita berisiko mengalami menopause dini.
“Menopause dini adalah apabila seorang wanita mendapatkan menopause di bawah usia 40 tahun,” jelasnya.
Masih berada di rentang usia subur, apakah wanita yang sudah mengalami menopause dini dapat menstruasi kembali?
Dokter Rizka menegaskan, bahwa wanita yang siklus menstruasinya sudah berakhir atau menopause tidak bisa haid lagi.
Baca Juga: Mengenal Amenorea, Masalah Menstruasi Penyebab Wanita Tidak Haid
“Kalau kita menegakkan diagnosis menopause berbeda dengan tidak haid sementara, yaitu amnorea. Kalau amenorea, hanya tidak haid 3 bulan berturut-turut, tetapi masih mungkin itu bukan menopause, bisa haid lagi,” jelasnya.
Sedangkan untuk wanita yang sudah menopause dini, hal tersebut tidak mungkin terjadi. Hal ini berkaitan dengan kadar estrogen dan cadangan telurnya.
Baca Juga: Bisakah Wanita Hamil Selama Fase Pra Menopause? Ini Kata Dokter
“Karena cadangan telur sudah sangat turun, bahkan hampir tidak ada dan dari laboratorium akan kelihatan bahwa cadangan telur itu berkurang dan kadar follicle simulating hormone (FSH) itu lebih dari 40 Iu/ml, sehingga itu menunjukkan menopause yang menetap tidak akan mundur lagi,” pungkasnya.
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar