GridHEALTH.id - Vaksin Covid-19 khusus untuk melawan varian Omicron yang tengah mewabah baru tersedia pada awal tahun 2022.
Demikian yang disampaikan oleh Kepala Petugas Medis Moderna Paul Burton di acara Andrew Marr Show BBC, Minggu (28/11/2021).
Menurut Burton pihaknya baru bisa meluncurkan vaksin yang diformulasikan ulang khusus untuk varian Omicron pada awal 2022
Memang belum jelas apakah formulasi baru diperlukan, atau apakah vaksinasi Covid-19 saat ini dapat memberikan perlindungan terhadap varian baru yang mulai menyebar ke seluruh dunia tersebut.
"Kita harus tahu tentang kemampuan vaksin saat ini untuk memberikan perlindungan dalam beberapa minggu ke depan, tetapi hal yang luar biasa tentang vaksin MRNA, platform Moderna adalah bahwa kita dapat bergerak sangat cepat," kata Burton.
"Jika kita harus membuat vaksin baru, saya pikir vaksin itu akan tersedia pada awal 2022 sebelum benar-benar diproduksi dalam jumlah besar," tambahnya.
Baca Juga: Virus Covid-19 Bukan Hasil Rekayasa Lab, Varian Omicron Berbeda, Tidak Sama dengan yang di Wuhan
Vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini dapat memberikan sejumlah perlindungan, tergantung pada berapa lama seseorang disuntik.
Namun, kepala perusahaan vaksin Moderna tersebut mengatakan orang yang tidak divaksinasi harus divaksinasi atau menerima suntikan booster jika memenuhi syarat.
Sementara itu, Pfizer yang memproduksi vaksin dengan teknologi yang sama, sebelumnya juga mengungkapkan kesiapan mereka untuk bisa memproduksi vaksin khusus varian Omicron.
Varian baru Omicron, yang sebelumnya dilabeli B.1.1.529, disebut memiliki mutasi yang mengkhawatirkan.
Mutasi mengkhawatirkan itu dapat menjadi bukti awal yang bisa berujung pada lonjakan infeksi.
Baca Juga: Cara Menggunakan Insulin Pen Untuk Penyandang Diabetes, Jangan Keliru
Ada pula kekhawatiran varian ini dapat kebal terhadap vaksin yang saat ini tengah didistribusikan ke seluruh dunia.
Varian Omicron Lebih Menular, Vaksinnya Beda
Jika itu masalahnya, seperti dilansir Sky News, Pfizer dan BioNTech percaya mereka dapat mengembangkan dan memproduksi vaksin yang dibuat khusus untuk varian tersebut dalam waktu sekitar 100 hari, tergantung pada persetujuan peraturan.
Mengutip CNBC.com, Omicron telah diklasifikasikan sebagai "variant of concern" oleh Organisasi Kesehatan Dunia, yang berarti lebih menular, lebih ganas atau lebih bisa menghindari tindakan pencegahan seperti vaksin dan pengobatan.
Varian ini mengandung 30 mutasi pada protein lonjakan yang memungkinkan virus masuk ke dalam tubuh.
Strain ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, dan sejumlah negara, termasuk Inggris, Australia, dan AS.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Melanda Dunia, Tetapi Penyakit Menular Paling Mematikan Ternyata TBC
Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa banyak dari mutasi ini dapat menyebabkan peningkatan resistensi dan penularan antibodi, yang dapat membatasi efektivitas vaksin Covid-19 yang ada saat ini.
Berkaca pada penjelasan para ahli tersebut, masyarakat tentu harus mulai waspada dengan penyebaran varian Omicron tersebut.
Selain mendapatkan vaksin Covid-19 yang ada, masyarakat juga tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Penularan Varian Omicron
Baca Juga: Gejala Seseorang Terinfeksi Penyakit yang Disebabkan Parasit, Sangat Berbahaya
Terlebih penularan virus corona ini diketahui sangat sulit diprediksi, siapa saja bisa terkena penyakit tersebut.
Menurut penjelasan di laman who.int (9/7/2020), bahwa Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.
Seseorang juga dapat terinfeksi dari dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.
Karenanya menjalankan prokes seperti 5M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh diabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.(*)
Source | : | Who.int,Tribunnews.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar