GridHEALTH.id - Varian Omicron membuat was-was dunia termasuk masyarakat Indonesia.
Apalagi Indonesia masih khawatir terjadinya gelombang tiga pandemi Covid-19. Sebab negara maju dan juga produsen vaksin Covid-19, telah dilanda gelombang tiga pandemi Covid-19.
Mengenai gelombang tiga pandemi Covid-19 di Indonesia tidak semua pakar seiya sekata.
Ada pakar yang menyatakan bisa terjadi gelombang tiga di Indonesia, juga ada yang bilang tidak tanda atau gejalanya.
Baca Juga: Penyebab Gigi Berlubang Selain Makanan Manis, Penderita GERD Berisiko Mengalaminya
Prediksi Gelombang ke Tiga 3 di Indonesia
Bukan tidak mungkin bagi Indonesia juga mengalami gelombang ketiga.
Wakil kepala petugas medis Inggris mengatakan, terlalu banyak orang yang percaya bahwa pandemi telah berakhir. Inilah salah satu faktor yang bisa memicu timbulnya gelombang ketiga.
Selain itu, menurut epidemiolog dari Griffith University, gelombang ketiga COVID-19 dapat dipicu beberapa hal, seperti tingginya mobilitas masyarakat, belum meratanya vaksinasi, banyaknya pelonggaran dari aturan serta protocol kesehatan, serta adanya potensi mutasi varian virus corona.
Baca Juga: Makan Kacang Disebut Picu Munculnya Jerawat di Wajah, Ini Kata Dokter
Lonjakan kasus ini diprediksi akan terjadi di akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022.
Salah satu pakar yang mengkhawatirkan terjadinya gelombang tiga di Indonesia adalah Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra.
Dirinya menyatakan gelombang 3 Covid-19 RI diramal bisa datang secara tiba-tiba.
Penyebabnya kini di Indonesia mobilitas warga yang saat ini sudah hampir kembali seperti keadaan pra pandemi.
Ini menurutnya berpotensi besar menjadi akar penularan yang masif di lingkungan masyarakat.
Baca Juga: IDAI Siagakan Relawan Dokter Spesialis Anak di Daerah Bencana Erupsi Gunung Semeru
Kebijakan Pemerintah Menjadi Masalah?
"Kita melihat bagaimana pemerintah cukup inkonsisten ya. Pemerintah mewanti-wanti dulu agar diwaspadai adanya gelombang ketiga, tapi dari kebijakannya, sekarang ini pemerintah yang melonggarkan segala urusan. Bahkan mal 100 persen sekarang, hampir tidak ada lagi jaga jarak, tidak ada," jelasnya, dilansir dari CNBC Indonesia (12/11/2021).
Hermawan lantas mengingatkan, kebijakan pemerintah terkini tidak berdasarkan saintifik dan mitigasi risiko ancaman.
Karenanya dirinya khawatir ledakan kasus covid-19 yang berpotensi terjadi di Indonesia ini juga bisa lebih parah dari pada lonjakan kasus sebelumnya. Ini seperti yang terjadi pada awal 2021 dan juga pada periode Juni-Juli 2021 lalu.
Baca Juga: Varian Omicron Tak Berbahaya, Gejalanya Khasnya Batuk Kering
Kendati program vaksinasi nasional telah menyentuh 50% lebih untuk pemberian dosis pertama, dan sebagian orang sudah memiliki kekebalan alamiah pasca terinfeksi.
Namun Hermawan melihat kondisi itu masih belum bisa menyelamatkan Indonesia sepenuhnya dari kondisi 'kacau' akibat potensi serangan covid-19.
Gelombang ke Tiga Kecil Kemungkinan Terjadi
Sementara itu, menurut ahli Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono, potensi gelombang ketiga Covid-19, kemungkinan kecil akan terjadi.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Selesai, Penemu AstraZeneca: Dunia Harus Siap Hadapi Kondisi yang Lebih Buruk
"Tidak ada tanda-tanda akan terjadi," kata Pandu, dilansir dari JPNN.com (29/11).
Menurutnya gelombang ketiga Covid-19 tidak akan terjadi berkat tingkat imunitas penduduk, yang sudah divaksinasi dengan dosis lengkap.
"Tingkat kekebalan penduduk sudah baik dari infeksi alamiah atau sudah vaksinasi cukup bisa diandalkan," tutur Pandu.
Dengan begitu, Pandu mendorong percepatan cakupan vaksinasi Covid-19 secara sistematis agar seluruh masyarakat Indonesia bisa terus terlindungi dari virus Covid-19, yang terus bermutasi.
Baca Juga: Hati-hati, Ini 5 Dampak Buruk Makan Junk Food Bagi Penyandang Diabetes
Melalui akun pribadinya di Twitter, Pandu juga meminta masyarakat untuk tetap waspada menghadapi pandemi Covid-19.
"Bukan berarti kita jadi menurunkan kewaspadaan, tapi lebih waspada dan bertanggung jawab mewujudkan Indonesia masuk fase pandemi terkendali," tulis Pandu Riono.(*)
Baca Juga: Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia Tapi Belum teridentifikasi Karena Hal Ini
Source | : | CNBC Indonesia-GL3,JPNN-Gl3 |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar