GridHEALTH.id - Luka borok bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya penyakit infeksi impetigo.
Dilansir dari laman mayoclinic.org ( 21/4/2020), impetigo adalah penyakit infeksi kulit yang umum dan sangat menular, terutama menyerang bayi dan anak kecil.
Gejala utama impetigo adalah luka kemerahan, seringkali di sekitar hidung dan mulut.
Luka dengan cepat pecah, mengeluarkan cairan selama beberapa hari dan kemudian membentuk kerak berwarna madu.
Luka dapat menyebar ke area lain dari tubuh melalui sentuhan, pakaian dan handuk. Gatal dan nyeri umumnya ringan.
Bentuk yang kurang umum dari kondisi yang disebut impetigo bulosa menyebabkan lepuh yang lebih besar pada tubuh bayi dan anak kecil.
Ecthyma adalah bentuk impetigo serius yang menyebabkan luka berisi cairan atau nanah yang menyakitkan.
Baca Juga: Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia Tapi Belum teridentifikasi Karena Hal Ini
Impetigo disebabkan oleh bakteri, biasanya organisme stafilokokus.
Seseorang mungkin terpapar bakteri yang menyebabkan impetigo ketika mereka bersentuhan dengan luka seseorang yang terinfeksi atau dengan barang-barang yang mereka sentuh seperti pakaian, sprei, handuk, dan bahkan mainan.
Jika menduga bahwa kita atau anak menderita impetigo, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penaganan yang tepat dan segera.
Pengobatan yang cepat dapat memperkecil risiko dan tentunya mempercepat kesembuhan.
Sementaraitu, menurut laman dermnetnz.org (8/2021), pengobatn penyakit infeksi dibagi menjadi dua tindakan, yakni tindakan umum dan tindakan khusus.
Baca Juga: Kulit Gatal Dialami Penyandang Diabetes, Atasi Dengan Cara Berikut
Adapun tindakan umum, dapat berupa:
- Membersihkan luka; gunakan rendaman basah untuk menghilangkan kerak dengan lembut.
- Mengoleskan antiseptik 2-3 kali sehari secara rutin
- Menutupi area yang terkena dampak.
Sedangkan tindakan khusus bisa dilakukan dengan pemberian antibiotik oral yang diresepkan oleh dokter.
Tindakan khusus ini dilakukan jika gejalanya signifikan atau parah (disertai demam, malaise), ada lebih dari tiga luka, dan berisiko tinggi terkena komplikasi.
Sementara itu, penggunaan antibiotik topikal (asam fusidat, mupirocin atau retapamulin) tidak dianjurkan, karena berpotensi mengembangkan resistensi bakteri dan dermatitis alergi kontak.(*)
Baca Juga: Mengenal Gejala HIV/AIDS Pada Mulut, Begini Cara Memastikannya
Source | : | Dermnetnz.or,Mayoclinic.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar