Oleh karena itu, kami menyambut baik dan mengapresiasi setiap inisiatif dan praktik baik dari pihak swasta yang ingin ikut berkontribusi bersama dengan pemerintah untuk mendukung pendidikan anak-anak Indonesia guna mewujudkan Merdeka Belajar demi kemajuan generasi mendatang.”
Untuk diketahui, hanya kurang dari 15% siswa pedesaan yang memiliki komputer untuk belajar. Sementara, untuk pelajar yang tinggal di perkotaan, hanya ada 25% yang mempunyai komputer untuk belajar dari rumah.
Bahkan, banyak siswa yang berbagi ponsel pintar dengan saudara atau orangtua. Mereka juga bergantung pada temannya untuk mengerjakan tugas sekolah.
Dari sisi akses nutrisi, dampak pandemi telah mengakibatkan adanya peningkatan kurangnya akses nutrisi untuk anak, sehingga mereka berisiko lebih tinggi untuk mengalami kekurangan gizi yang dapat menghambat kemampuannya untuk tumbuh secara optimal.
Pengamat sosial anak dan Sosiolog dari Universitas Indonesia, Daisy Indira Yasmine, S.Sos., M.Soc. Sci. mengatakan, “Dalam upaya untuk menciptakan generasi maju harus dimulai dari pengembangan kualitas hidup seorang anak sejak dini dan didukung oleh lingkungan sosial sekitar secara kolektif dan masif.
Baca Juga: Ingin Berhenti Merokok? Tak Sekadar Niat Tapi Lakukan Hal Ini!
Untuk itu, kesadaran masyarakat akan pemenuhan nutrisi dan pendidikan adalah hal yang penting sebagai langkah awal untuk mengembangkan potensi anak.
Source | : | Webinar SGM Eksplor |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar