GridHEALTH.id - Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak dialami oleh seorang wanita.
Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol di kelenjar payudara, menjadi pemicu terjadinya kanker.
Kanker payudara tidak hanya berdampak pada payudara wanita saja, tapi juga bisa menyebar dan merusak organ tubuh yang lainnya.
Baca Juga: Inilah Gejala Kanker Payudara yang Perlu Diketahui, Selain Benjolan
Berbeda dari kanker serviks yang juga bisa dialami wanita dan disebabkan oleh Human papillomavirus, penyebab kanker payudara tidak diketahui.
Namun terdapat sejumlah faktor yang membuat seorang wanita berisiko tinggi mengalami kanker payudara.
Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI, Begini Cara Melakukannya
Dokter Spesialis Bedah Onkologi dari Brawijaya Hospital Antasari, dr Arief Wibisoni, Sp.B(K) Onk, dalam liputan khusus GridHEALTH, Sabtu (11/12/2021), menyebutkan faktor risiko kanker payudara terbagi dua.
Terdapat faktor risiko yang memang sudah pasti dan tidak bisa diubah, serta yang masih bisa diubah.
Faktor risiko kanker payudara yang masih bisa diubah diantaranya tidak memiliki anak, melahirkan di usia tua, penggunaan terapi hormon, dan konsumsi makanan tinggi lemak.
“Seorang wanita yang tidak punya anak itu, risiko kanker payudara meningkat. (Misalnya) kalau hamil saja tapi tidak pernah jadi kehamilan komplit atau melahirkan,” kata dokter Arief.
Baca Juga: Berbagai Faktor Risiko Terjadinya Kanker Payudara, Wanita Harus Tahu
Dia mengatakan, wanita yang sudah melahirkan risiko kanker payudaranya mengalami penurunan.
Namun lain halnya jika proses melahirkan terjadi ketika wanita usianya sudah di atas 35 tahun, karena risiko kanker payudara justru meningkat.
Selain itu, ibu yang hanya melahirkan, tapi tidak menyusui juga memiliki risiko kanker payudara yang sama dengan wanita yang tidak hamil.
“Secara umum (banyak) yang mengkaitkan kalau tidak melahirkan tidak bakal menyusui. Tapi menyusui ini relatif, ada yang 3 bulan atau 6 bulan. Tidak menyusui meningkatkan (risiko) kanker payudara, tapi tidak lebih tinggi dibandingkan yang tidak punya anak,” jelasnya.
Terapi sulih hormon yang sering dilakukan oleh wanita untuk meminimalisir dampak menopause, ternyata juga bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
Begitu pula dengan konsumsi process food, yang tanpa sadar dapat membuat sel di kelenjar payudara tumbuh tidak normal.
“Makanan proses itu makanan pabrik ya istilahnya. Makanan kaleng, makanan kemas, dari data itu meningkatkan risiko kanker payudara,” ujar dokter Arief.
Baca Juga: Kulit Payudara Berkerut Seperti Kulit Jeruk? Waspada Kanker Payudara
Mengonsumsi process food yang rata-rata tinggi lemak dan gaya hidup yang malas berolahraga, dapat menyebabkan kenaikan berat badan berlebih atau obesitas.
Kondisi ini juga memperbesar kemungkinan wanita mengalami kanker payudara.
Namun menurut dokter Arief, faktor risiko ini masih bisa untuk diminimalisir.
“Seorang wanita disarankan untuk hamil dan melahirkan sebelum usia 35 tahun, menjaga berat badan untuk menghindari kegemukan pasca menopause, olahraga teratur, diet rendah lemak, dan menghindari terapi sulih hormone pasca menopause,” pungkasnya.
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
Komentar