GridHEALTH.id - Awal Desember lalu, kasus kematian pertama varian Omicron di Inggris diungkap langsung oleh Perdana Menteri Boris Johnson.
Belum ada detail resmi yang dirilis mengenai pasien yang tewas tersebut, selain jenis kelamin yang diketahui seorang pria.
Namun, belakangan seseorang bernama John mengaku sebagai anak tiri dari pria tersebut mengungkap penyebab ayahnya itu bisa meninggal karena Covid-19.
Pernyataannya itu pun diberitakan oleh laman Metro yang dikutip oleh Kompas.tv (18/12/2021).
Dalam pemberitaan tersebut, John mencoba dan mendorong semua orang yang ragu untuk vaksinasi agar segera disuntik mendapatkan vaksin Covid-19.
Baca Juga: 2022 Indonesia Masuk Fase Endemi, Ragu Akhir 2021 Terjadi Lonjakan Kasus Infeksi Covid-19
Sebab John mengungkap bahwa ayahnya yang meninggal karena varian Omicron itu merupakan penganut anti-vaksin Covid-19 dan juga seorang pengikut teori konspirasi.
Pada sebuah program di LBC, John mengatakan, ayah tirinya yang berusia awal 70-an tahun itu dalam kondisi sehat ketika terinfeksi pada awal Desember.
“Ia sehat, bugar, tak merokok dan tak minum-minum selama nyaris 30 tahun,” ujarnya.
John juga mengungkapkan, ayah tirinya berada dalam kondisi risiko minimal terinfeksi karena nyaris tak pernah keluar rumah.
Tetapi kemudian ia tertular, dan penyakitnya memburuk awal pekan lalu sehingga dibawa ke rumah sakit di Northampton.
John mengatakan, saudarinya menyalahkan tragedi tersebut karena sang ayah menolak untuk divaksinasi.
Ayahnya menganggap bahwa vaksinasi Covid-19 adalah sebuah konspirasi.
“Saudari saya beradu argumen dengannya (ayah tiri mereka) pada akhir Oktober tentang hal yang penting, vaksinasi,” kata John.
“(Ayah tiri saya) berpikir bahwa itu adalah konspirasi. Ia adalah seseorang yang pintar, tetapi berbagai hal berbeda yang menyebut bahwa hal itu (Covid-19) tidak nyata, Anda dapatkan secara online dan media. Benar-benar teori konspirasi,” tambahnya.
Putri tiri pria itu dikabarkan mengalami patah hati, dan keluarganya pun memberikan peringatan bagi semua orang.
“Jika ia sudah divaksin, mungkin ia masih akan ada di sini. Ia mungkin sakit, tetapi ia mungkin masih ada,” ujarnya.
“Jika kita telah divaksinasi dan sudah disuntik booster, Anda mungkin akan baik-baik saja. Lain soal jika belum mendapatkannya. Mereka yang belum divaksin lah yang saat ini harus dikhawatirkan,” lanjut John.
Diketahui mendapatkan vaksin Covid-19 sangat penting di masa pandemi ini.
Selain mencegah penularan semakin luas, juga bisa meminimalisir keparahan dari infeksi virus Covid-19 itu sendiri.
Dikutip dari nhs.uk (30/3/2021), artikel "Why Vaccination Is Safe and Important" menyebutkan bahwa orang yang sudah divaksin sistem kekebalannya mampu mengenali dan tahu cara melawan suatu infeksi penyakit.
Itu artinya jika kita disuntik vaksin Covid-19, maka sistem kekebalan tubuh kita akan terlatih dalam melawan Covid-19, sehingga dampak infeksi virus tersebut bisa diminimalisir.(*)
Baca Juga: Anak di Bawah Usia 5 Tahun yang Tidak Divaksin, Bagaimana Cara Melindungi Mereka Dari Covid-19?
Source | : | NHS,Kompas.tv |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar