Sejumlah penelitian varian Omicron didasarkan oleh uji coba pada hewan. Para peneliti dari Grup Penelitian Virologi Molekuler Universitas Liverpool menerbitkan pra-cetak pada Boxing Day.
Salah satu peneliti, Prof James Stewart mengatakan Omicron menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah pada tikus.
Makalah dari penelitiannya bersama para ilmuwan lain itu menunjukkan, bahwa tikus yang terinfeksi Omicron kehilangan berat badan lebih sedikit, memiliki viral load (pengukuran jumlah virus) yang lebih rendah, dan mengalami pneumonia yang tidak terlalu parah.
"Ini salah satu bagian dari teka-teki. Model hewan menunjukkan bahwa penyakitnya tidak separah Delta dan virus asli Wuhan. Tampaknya dibersihkan lebih cepat dan hewan pulih lebih cepat, dan itu terkait dengan data klinis yang masuk," tulis makalah dari para peneliti tersebut, dikutip dari Republika (3/1/2022).
Sementara itu, lab Neyts di Universitas Leuven Belgia menemukan hasil serupa pada hamster Suriah dengan viral load yang lebih rendah di paru-paru dibandingkan dengan varian lainnya.
Prof Johan Neyts mengatakan ini mungkin karena virus lebih baik menginfeksi manusia daripada hamster, atau lebih mungkin menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, atau memicu penyakit yang tidak terlalu parah.
Seperti dilansir The New York Times, Sabtu (01/01/2022), dalam penelitian pada tikus dan hamster, infeksi Omicron tidak terlalu merusak.
Baca Juga: Kaledoskop 2021, Trik Menurunkan Berat Badan, Ketahui 5 Cara Meningkatkan Metabolisme
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar