Jika kepala bayi sudah terlihat, dokter atau bidan akan meminta ibu untuk berhenti mendorong, sambil menarik dan mengeluarkan napas. Ibu lalu diminta untuk mengejan setiap dua atau tiga kali kontraksi, agar bayi bisa lahir dengan perlahan.
Proses melahirkan ini, membantu melindungi perineum ibu (area antara vulva dan anus). Setelah melahirkan, buah hati akan diletakkan di dada agar bisa melakukan teknik skin-to-skin.
Baca Juga: Ada Risiko Persalinan Macet Saat Melahirkan Normal yang Sangat Berbahaya
3. Proses pengeluaran plasenta
Proses melahirkan secara normal yang terkahir adalah mengeluarkan plasenta atau dikenal dengan ari-ari. Ada dua cara yang bisa dilakukan dalam hal ini dan disesuaikan dengan persalinan, dilansir dari National Women’s Health Auckland, Senin (03/01/2022).
Manajemen fisiologis, yakni menuggu plasenta keluar dengan sendirinya dengan bantuan dorongan ibu dan mungkin membutuhkan waktu sekitar satu jam setelah melahirkan.
Manajemen aktif, plasenta dikeluarkan dengan menyuntikkan ekbolik (obat kontraktif) ke kaki ibu. Ekbolik mempercepat pemisahan antara plasenta dengan rahim.
Baca Juga: Cara Mengatasi Nyeri Punggung Usai Melahirkan, Ini 10 Tips Dari Ahlinya
Source | : | Baby Center,National Women’s Health Auckland |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar