GridHEALTH.id - Kehamilan di usia dini atau yang terjadi pada remaja, merupakan masalah global yang tak kunjung usai.
Hingga saat ini, masih banyak remaja hamil dan harus menjadi seorang ibu di usia yang muda.
Melansir plan-international.org, Minggu (09/01/2022), sekitar 90% remaja yang hamil usianya sekitar 15-19 tahun dan paling banyak ditemui di negara-negara berkembang.
Baca Juga: 8 Tanda Hamil Muda Mirip Telat Menstruasi yang Jarang Disadari
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kehamilan remaja ini terjadi, di antaranya ekonomi, tekanan sosial, dan pendidikan.
Remaja hamil dan melakukan pernikahan dini mengalami ketidakseimbangan kekuatan, tidak ada akses kontrasepsi dan tekanan untuk membuktikan kesuburannya.
Tak hanya itu, remaja yang harus putus sekolah lebih sering diminta untuk segera menikah oleh keluarganya.
Sehingga tidak heran, mereka sudah hamil dan menjadi seorang ibu, meskipun usianya masih sangat muda.
Padahal, hamil di usia remaja berdampak negatif. Tidak hanya pada diri sendiri dan bayi, juga pada kondisi sosial serta ekonomi, dikutip dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, Minggu (09/01/2022).
Baca Juga: Healthy Move, Ibu Hamil Rutin Olahraga Bisa Membantu Persalinan Lancar
Berikut ini beberapa risiko yang bisa terjadi jika remaja hamil.
1. Bayi lahir prematur
Remaja yang hamil berisiko melahirkan bayi prematur, kurang dari 40 minggu.
Bayi yang lahir sebelum waktunya, tinggi risiko mengalami masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan, pencernaan, penglihatan, dan kognitif.
2. Tekanan darah tinggi
Kehamilan yang terjadi di usia remaja, membuat mereka rentan mengalami tekanan darah tinggi dan berisiko preeklamsia, dibanding dengan calon ibu usia 20-30 tahun.
3. Berat badan bayi rendah
Bayi yang lahir dari seorang remaja, berisiko lahir prematur dan memiliki berat badan yang rendah, sekitar 1.4-2.4 kg.
Baca Juga: 3 Cara Mencegah Ambeien Saat Hamil, Ibu Bisa Lakukan Senam Kegel
4. Penyakit infeksi menular seksual
Remaja hamil berisiko mengalami penyakit infeksi menular seksual, seperti klamidia atau HIV, karena kurangnya edukasi seksual.
5. Depresi pascapersalinan
Remaja yang hamil berisiko mengalami depresi setelah melahirkan.
Ini terjadi karena secara emosional mereka masih belum siap dan kurangnya dukungan dari keluarga ataupun pasangan.
Baca Juga: Induksi Laktasi, Ibu Tidak hamil dan Melahirkan Saja Bisa Keluar ASI
Selain risiko pada kesehatan bayi dan ibu, remaja hamil juga berdampak buruk pada ekonomi serta sosial.
Remaja yang hamil memiliki risiko mengalami tindak kekerasan dalam pernikahannya. Sedangkan yang tidak menikah, harus hidup dengan stigma dari masyarakat. (*)
Source | : | SehatNegeriku,plan-international.org |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar