GridHEALTH.id - Baru-baru ini heboh di Twitter prihal pamflet program vaksinasi berbayar yang digelar SpeedLab Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang layanan check up Covid-19.
Pada pamflet tersebut tertulis daftar harga paket Vaksinasi Gotong Royong (VGR) untuk vaknasi ke 3 alias booster.
Terkait hal itu, pihak SpeedLab melalui surat klarifikasinya menjelaskan bahwa pamflet tersebut dibuat pada saat aturan tentang vaksinasi mandiri berbayar akan diterapkan oleh pemerintah.
Seperti yang kita tahu vaksin booster Covid-19 baru akan memberikan suntikan pada 12 Januari 2022.
Baca Juga: Satgas Covid-19 Sebut 73,2 % Populasi RI Memiliki Antibodi, Ada yang Belum Pernah Vaksin
Mengenai hal ini, Polrestabes Surabaya mulai menyelidiki kasus dugaan sindikat jual beli vaksin booster COVID-19 berbayar tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan. "Masih pendalaman," tutur Yusep, dilansir dari CNNIndonesia.com (4/1/2022).
Senada, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya, Kompol Mirzal Maulana, juga mengatakan pihaknya saat ini masih menyelidiki temuan tersebut.
Ia berjanji akan mengusut dan mengungkapkan hasilnya kepada publik.
"Kami masih penyelidikan terkait info ini, nanti kalau ada hasil kami infokan," tutur Mirzal.
Untuk diketahui, ada dugaan pelaksanaan vaksinasi booster Covid-19 ilegal di Surabaya, yang mendahului rencana pemerintah.
Baca Juga: 4 Tips Mengencangkan Perut Kendur, Olahraga Hingga Pola Makan
Salah satu korban yang identitasnya disamarkan sebagai Budiman, warga Surabaya itu diketahui rela membayar sebesar Rp250 ribu demi mendapatkan injeksi vaksin Sinovac untuk yang ketiga kalinya.
Praktik ilegal vaksin booster Covid-19 ini diduga telah beroperasi sejak November hingga Desember 2021.
Mengenai hal ini Mabes Polri diketahui juga akan mendalami temuan kasus pemberian dosis ketiga atau booster vaksin COVID-19 berbayar secara ilegal di Surabaya.
"Dicek dahulu, saya teruskan ke Polda Jawa Timur untuk dicek dan didalami terlebih dahulu," papar Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangan, Senin (3/1), dikutip dari Wowkeren.com (4/1/2022).
Adanya dugaan sindikat vaksin booster Covid-19 ini, Dinkes Surabaya mempertanyakan keaslian vaksin COVID-19 berjenis Sinovac yang digunakan sindikat tersebut.
Selain itu, pihaknya juga mempertanyakan asal vaksin COVID-19 yang diperoleh oleh sindikat tersebut.
Baca Juga: Sudah Hampir 2 Tahun Pandemi Berlangsung, Ilmuwan Masih Berdebat Soal Teori Asal Hewan Covid-19
Sedangkan pihak SpeedLab Indonesia yang pamfletnya sempat membuat heboh, akhirnya mengklarifikasi layanan vaksinasi booster berbayar.
Direktur Operasional SpeedLab memohon maaf atas kekeliruan tersebut, dan kembali memastikan vaksinasi gotong royong yang dibuka hanya untuk vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua.
"Berdasarkan informasi yang kami terima tentang flyer vaksinasi digital dari SpeedLab Indonesia yang sempat beredar, kami memohon maaf atas hal tersebut. Flyer tersebut dibuat pada saat aturan tentang vaksinasi mandiri berbayar akan diterapkan oleh pemerintah," jelasnya dalam surat klarifikasi yang beredar, dikutip dari Detik.com (25/8/2021).
"Namun, pada saat pemerintah membatalkan vaksinasi mandiri berbayar, kami juga telah membatalkan layanan tersebut. SpeedLab Indonesia tidak pernah merilis resmi flyer tersebut di media sosial ataupun di media-media lainnya," sambungnya.
Baca Juga: Waspadai Penyakit Infeksi Balanitis Jika Muncul Bintik-bintik di Penis, Begini Cara Menanganinya
Surat klarifikasi tersebut ditujukan untuk pimpinan Bio Farma dan Kimia Farma.(*)
Baca Juga: 5 Manfaat Tidur Memakai Kaus Kaki, Salah Satunya Mengatasi Insomnia
Source | : | Kominfo-vaksin booster,Detik-vaksin booster,Wowkeren-vaksin booster |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar