Menurutnya, rumah sakit di Indonesia memiliki tempat tidur cukup banyak untuk mengantisipasi lonjakan kasus.
“Jumlah tempat tidur di Indonesia ada sekitar 400 ribu, 30 persennya 120 ribu kita dedikasikan ke Covid, sekarang yang terisi sekitar 2.400-2.500-an. Jadi masih ada room lebih dari 110 ribu yang sebelumnya memang kita sudah alokasikan untuk Covid,” kata Budi.
Terkait varian Omicron, Indonesia merupakan negara dengan kasus Omicron tertinggi ke-40.
“Ini berhubung karantina kita sudah cukup ketat, kita berhasil menahan masuknya Omicron ke dalam (negeri),” kata Budi,
“Tapi dari 152 (kasus), kita tahu 6 sudah merupakan transmisi lokal. Ada yang datang dan sebagian besar di Jakarta, tapi ada juga yang datang dari Medan dan juga dari Bali dan Surabaya. Jadi kita tetap harus selalu waspada,” imbuhnya.
Baca Juga: Aneka Merek Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia, Kenali Efek Sampingnya
Masyarakat tentu harus mulai waspada dengan penyebaran varian Omicron tersebut.
Selain mendapatkan vaksin Covid-19 yang ada, masyarakat juga tetap harus disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes).
Terlebih penularan virus corona ini diketahui sangat sulit diprediksi, siapa saja bisa terkena penyakit tersebut.
Menurut penjelasan di laman who.int (9/7/2020), bahwa Covid-19 ditularkan melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.
Seseorang juga dapat terinfeksi dari dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.
Karenanya menjalankan prokes seperti 5M (Memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi) tidak boleh diabaikan meski sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis kedua.(*)
Baca Juga: Obat Antidepressants, Hanya 60 Ribu Rupiah Untuk 1 Dosis Pengobatan Covid-19
Source | : | Who.int,Kompas.tv |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar