Tanda pubertas dini yang muncul pada anak perempuan meliputi:
1. Payudara yang mulai terbentuk usia 7 atau 8 tahun.
2. Terjadinya menstruasi di bawah usia 10 tahun.
3. Pertumbuhan tinggi badan yang cepat sebelum usia 7 atau 8 tahun.
Sementara pada anak laki-laki, pubertas dini ditandai dengan testis atau penis yang membesar dan tinggi badan yang cepat bertambah.
Tanda pubertas dini yang lain yakni tumbuh rambut kemaluan atau di bagian tubuh lain, suara yang berat, jerawat, dan bau badan.
Baca Juga: Bermula Saat Masa Pubertas, Pada Usia Berapa Jerawat Akan Hilang?
Dilansir dari Stanford Children’s Health, Rabu (19/01/2022), penyebab pubertas dini cukup beragam, mulai dari riwayat keluarga hingga sindrom genetik yang langka. Pubertas dini dibagi menajdi dua:
* Central precocious puberty, pubertas dini yang paling sering terjadi anak perempuan. Ini dimulai dengan sekresi awal hormon yang disebut gonadotropin.
Pada anak perempuan, pubertas dini dapat disebabkan oleh kematangan awal hipotalamus, kelenjar pituitary, dan ovarium. Tetapi dalam kebanyakan kasus, penyebab pastinya tidak diketahui.
* Gonadotropin-independent, pubertas dini yang tidak dimulai dengan pelepasan gonadotropin. Ini terjadi karena sekresi awal hormon seks tinggi. Misalnya hormon androgen pada anak laki-laki dan estrogen pada anak perempuan.
Pubertas dini yang tidak ditangani, dapat membuat tinggi badan anak berhenti karena pertumbuhan tulang mereka berhenti pada usia yang lebih dini dari seharusnya. Akibatnya, anak-anak tidak bisa mencapai tinggi badan yang seharusnya saat dewasa.
Pengobatan yang biasanya dilakukan adalah untuk menghentikan atau membalikkan perkembangan seksual dan menghentikan pematangan tulang yang terlalu cepat.
Perawatan yang dilakukan untuk menangani pubertas dini biasanya melibatkan terapi hormon dan umumnya hasil baru akan terlihat satu tahun setelah menjalani terapi.
Baca Juga: Memulai Menstruasi Lebih Awal Mudah Alami Depresi Saat Dewasa
Source | : | Instagram,Kids Health,Stanford Children's Health |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar