Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi obesitas pada Balita sebanyak 3,8% dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8%.
Target angka obesitas di 2024 tetap sama 21,8%.
Karenanya upaya diarahkan untuk mempertahankan obesitas tidak naik.
Hal Ini adalah upaya yang sangat besar dan cukup sulit.
“Dampak masalah gizi stunting dan obesitas berdampak jangka pendek dan jangka panjang karena kedua masalah gizi ini menjadi indikator pembangunan kesehatan bangsa yang berpengaruh terhadap kualitas generasi penerus,” papar Dhian dalam konferensi Hari Gizi Nasional ke-62 secara virtual, Selasa (18/1).
Problem Anak Stunting
Untuk diketahui, saat anak stunting maka terjadi gagal tumbuh ditunjukkan dengan tinggi badan pendek dan perkembangan intelektual terhambat.
Baca Juga: Pengobatan Rumahan Untuk Wasir yang Sering Menyebabkan Anus Gatal
Dalam jangka panjang dapat menimbulkan dampak pada gangguan metabolik yang meningkatkan risiko individu obesitas, diabetes, stroke, dan jantung.
Untuk itu diperlukan perbaikan gizi yang lebih diarahkan pada gizi seimbang, sebagai solusi menurunkan stunting dan mencegah angka obesitas naik.
Gizi seimbang bermakna luas berlaku pada semua kelompok umur.
Penerapan gizi seimbang dilakukan dengan mengkonsumsi aneka ragam makanan, membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, mempertahankan berat badan normal, dan melakukan aktivitas fisik di semua kelompok umur.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar