GridHEALTH.id - Dari sekian banyak prediksi pakar sejak akhir 2021 hingga awal 2022, Omicron diprediksi tidak akan menimbulkan ledakan kasus.
Malah beberapa pakar, seperti yang telah diberitakan GridHEALTH.id, mengatakan dengan lantang jika Omicron di Indonesia tidak akan menjadi gelombang 3 pandemi Covid-19.
Tapi faktanya?
Kini penambahan kasus omicron 400 orang hinga 500 orang dalam satu hari.
Itu baru data dari DKI Jakarta.
Karenanya saat ini Kementrian kesehatan telah menyiapkan 80 ribu tempat tidur di rumah sakit, di Jakarta.
Sebab menurut prediksi Kementrian Kesehatan, dalam 2 minggu lagi kasus Covid-19 varian Omicron bisa meledak di DKI Jakarta.
Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kenaikan jumlah kasus varian Covid-19 Omicron telah diantisipasi.
Di berbagai negara, kasus varian Covid-19 Omicron mengalami kenaikan dengan cepat.
Baca Juga: Punya Lingkar Perut Besar Berisiko Terkena Diabetes, Lakukan Ini Untuk Mengatasinya
Namun, tingginya kenaikan kasus varian Covid-19 Omicron berbanding terbalik dengan rendahnya orang-orang yang terpaksa dibawa ke rumah sakit.
“Kami juga melaporkan (ke Presiden Joko Widodo/Jokowi), sudah terkonfirmasi, bahwa dari 1.600 yang terinfeksi Omicron. Itu yang memang dirawat dan membutuhkan oksigen sekitar 20 dan memang yang wafat 2 dan ini masih jauh dan masih rendah dibandingkan kasus Delta,” ujar Budi, dilansir dari Alinea (24/1/2022).
Mengenai kasus Omicron, Tenaga Ahli Menteri Kesehatan, Dr Andani Eka Putra, mengatakan fokus penanganan Covid-19 varian Omicron saat ini masih di DKI Jakarta.
Saat ini menurut Andani, penambahan kasus omicron 400 orang hinga 500 orang dalam satu hari.
"Fokusnya masih di Jakarta. Jadi sekarang bagaimana kasus omicron di Jakarta ini terkontrol," kata Dr Andani, dikutip dari Republika.co.id Rabu (19/1).
Menurut Andani, kasus Omicron di Jakarta akan meledak dalam dua minggu.
Karenanya pemerintah saat ini kata dia sedang berusaha agar ledakan kasus omicron di ibu kota negara itu tidak terlalu kuat.
Karena bila meledak di Jakarta, akan berimbas besar juga kepada daerah-daerah lain baik itu Jawa dan di luar Jawa.
Karenanya Menkes Budi Gunadi mengatakan, Kemenkes akan menggenjot vaksinasi Covid-19 untuk lansia dan anak.
Baca Juga: Sindrom Kaki Gelisah Bikin Sulit Tidur, Kenali 4 Penyebabnya
Vaksinasi Covid-19 untuk lansia harus disegerakan karena mereka kelompok yang sangat rentan untuk masuk rumah sakit dan wafat.
Sedangkan vaksinasi Covid-19 untuk anak perlu dipercepat karena mereka kelompok yang rawan menjadi sumber penularan. Percepatan vaksinasi untuk lansia dan anak perlu segera dilakukan di DKI Jakarta dan Bodetabek dalam 2-3 minggu ke depan.
Menurut Andani yang juga Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas (Unand), Padang, menyebutkan jika capaian angka vaksinasi terhadap lansia menurut Andani masih rendah.
Deteksi pun ditingkatkan lagi. Indonesia, menurut Menkes akan menggunakan swab tes PCR dengan SGTF (S-gene target failure) untuk mendeteksi kasus varian Covid-19 Omicron.
“Kami akan menggunakan PCR yang jauh lebih cepat, dan PCR dengan SGTF, segera kami distribusikan dan segera kita tambah untuk didistribusikan ke daerah-daerah,” tutur Budi.
Tidak semua kasus Covid-19 akan dites whole genome sequence (WGS). Sebab, sudah banyak kasus varian Covid-19 Omicron yang ditemukan. “Dari sisi surveillance, ditekankan bahwa karena kasusnya semakin banyak. Tidak semuanya akan dites WGS lagi. Genome sequencing akan kami arahkan pada pola penyebaran kasus Omicron,” ucap Budi dalam keterangan pers virtual, Senin (24/1).
Kemenkes pun sudah menyiapkan 80 ribu tempat tidur rumah sakit untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19. Saat ini, masih terisi 5 ribu tempat tidur.
Kemenkes juga akan menaikkan kapasitasnya hingga mencapai 150 ribu tempat.
“Obat-obatan dan tenaga kesehatan sudah kami siapkan, mudah-mudah ini tidak dibutuhkan, karena kami harap yang masuk rumah sakit akan jauh lebih rendah,” tutur Budi.
Baca Juga: Kabar Baik, Jika Masyarakat Lakukan Ini Covid-19 Bisa Jadi Flu Biasa
Andani pun mengingatkan, masyarakat agar mengurangi pergerakan. Terutama dari Jakarta, Jawa dan luar Jawa. Supaya penularan tidak terlalu cepat ke daerah-daerah.
"Respons pemerintah sekarang sudah cukup bagus. Sudah ada respons sebelum lonjakan terjadi. Beda dengan dulu, merespons setelah terjadi ledakan," ujar Andani.
Informasi terbaru dari Menteri Kesehatan Budi G Sadikin, saat ini terjadi kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Jumlah kasus positif Omicron sudah mencapai 1.400 kasus.(*)
Source | : | Republika-Omicron,Alinea-omicron |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar