GridHEALTH.id - Memang benar, gejala infeksi Covid-19 varian Omicron ringan.
Tapi tahu kah, varian Omicron itu bisa menularkan dari satu orang ke 10 orang!
Ini berbeda dari varian sebelumnya yang penularannya 1:1, 1:2, dan 1:5.
Karenanya, jika kasus varian Omicron sampai meladak, Indonesia disinyalir tidak akan kuat menanganinya.
Sebagai contoh, negara maju dan kaya, tetangga kita, Singapore, saat ini sedang kocar kacir mengatasi meladaknya varian Omicron.
Bagaimana tidak, menurut informasi Singapura mencatatkan 946 kasus baru Covid - 19 varian pada Jumat (14/1/2022), termasuk 363 yang berasal dari infeksi luar negeri.
Sementara 832 kasus diantaranya merupakan varian Omicron.
Nah, di Indonesia penambahan kasus terbesar terjadi di wilayah DKI Jakarta.
Karenanya kini DKI Jakarta menjadi klaster provinsi terbesar.
Baca Juga: Ternyata Karena Ini Pengembangan Vaksin Merah Putih Belum Juga Selesai
Omicron di DKI Jakarta Mengerikan
Mengutip data Dinas Kesehatan Pemerintah DKI Jakarta, sudah ada 725 kasus Covid-19 Omicron hingga Jumat (14/1/2022).
Sebanyak 75% atau 545 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri, sedangkan 180 lainnya adalah transmisi lokal.
Sementara itu, jumlah kasus aktif di Jakarta bertambah 389 kasus, sehingga jumlah kasus aktif kini sebanyak 3.325 (orang yang masih dirawat/isolasi).
Karenanya Kementerian Kesehatan memprediksi Omicron bisa meledak di DKi Jakarta dalam dua minggu ke depan.
Gelombang ketiga Covid-19 karena varian Omicron bisa terjadi pada pekan kedua atau ketiga Februari mendatang.
Hal tersebut dikemukakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari CNBC Indonesia (15/1/2022).
"Potensi gelombang ketiga, kemungkinan minggu ke 2 atau ke 3 Februari," kata Nadia, Kamis (13/1/2022).
Nadia mengatakan kasus Covid-19 di Indonesia diperkirakan akan melambung tinggi. Pemerintah memperkirakan angka kasus bisa berada di sekitar 40.000 - 55.000 saat gelombang ketiga terjadi.
Baca Juga: 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Merawat Wajah Berminyak
"Antara 40.000-55.000," kata Nadia saat dikonfirmasi.
Jika Omicron sampai meledak, bisa jadi kita tidak akan mampu menangani.
“Covid-19 awalnya 1:1 atau 1 orang positif menularkan kepada 1 orang, kemudian untuk varian Alfa 1:2 dan untuk varian Delta 1:5, yang sekitar Agustus lalu membuat pasien Covid-19 banyak yang tidak bisa tertangani.
"Nah, untuk varian Omicron itu 1:10 dan kalaupun dibilang sakitnya lebih ringan, kan setiap orang punya daya tahan tubuh yang berbeda-beda, jadi kalau meledak juga menjadi masalah. Di Amerika Serikat ketika Covid-19 meledak, sama saja antrean ambulans luar biasa, begitu juga di Inggris tidak bisa menangani.
Ledakan kasus gelombang kedua di Indonesia yang lalu membuat orang trauma, termasuk tim kami yang menangani ada yang juga meninggal, bahkan tenaga medis sendiri ada yang menjadi korban karena tidak bisa tertangani juga,” papar Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi, mengutip Investor.id (29/12/2021).
Ingat Saat Varian Delta Meledak
Masih menurut Sonny, kita semua harus ingat, saat meledaknya varian Delta yang penularannya tidak semasiv Omicron.
Banyak pasien Covid-19 yang tidak bisa mendapatkan obat antivirus atau tabung berisi oksigen karena kelangkaan dan tidak mendapatkan ruang ICU untuk perawatan pasien kritis.
Bahkan, ada adik pejabat tinggi yang sakit parah dengan saturasi oksigen sudah 59% namun terpaksa tidak mendapatkan ICU meski sudah minta bantuan kepada kepala dinas kesehatan, karena jika dipaksakan maka berarti dokter harus mengeluarkan dari ICU pasien lain yang juga kondisinya kritis.
Baca Juga: Sindrom Kaki Gelisah Bikin Sulit Tidur, Kenali 4 Penyebabnya
Akhirnya adiknya meninggal dini hari dan tidak ada petugas yang bisa memakamkannya sementara keluarga tidak boleh melakukan pemakaman sendiri karena terkonfirmasi positif Covid-19, hingga harus dibantu dari pihak kepolisian dengan menggunakan baju pengaman lengkap.
Sonny mengatakan, masalah penyebaran Covid-19 varian baru Omicron juga terkait erat dengan mobilitas masyarakat, karena virus ini menyebar melalui inangnya yang bergerak dan menularkan ke orang di sekitarnya. Sementara itu, disiplin melaksanakan 3M masih akan menjadi tantangan di tahun 2022, karena orang merasa sudah lama terjadi pandemi dan tidak tahu kapan akan berakhir.
Sementara itu, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong mengatakan, vaksinasi di Indonesia sudah jauh lebih cepat. “Presiden sudah memaparkan vaksinasi mencapai 263 juta, sepekan sebelum akhir tahun ini,” ucapnya.
Omicron di Singapura
Melansir Channel News Asia, Ada satu kasus meninggal di Singapura pada hari itu, menjadikan total kematian karena Covid - 19 menjadi 840 orang menurut statistic infeksi terbaru di situs Kementerian Kesehatan Malaysia.
Jumlah kasus covid - 19 yang dicatatkan hari Jumat itu lebih rendah ketimbang pada hari sebelumnya, Kamis (13/1/2022) sebanyak 960 kasus.
Di antara kasus baru itu 582 ditransmisikan secara lokal. Tapi Kementerian Kesehatan Singapura tidak merinci jumlah kasus di masyarakat dan asrama pekerja migran.
Namun sebanyak 832 kasus infeksi varian Omicron itu, dikonfirmasi pada hari Jumat kemarin, 289 berasal dari kasus luar negeri dan 543 berasal dari dalam negeri.
Sementara ada 185 pasien di rumah sakit dimana 8 pasien membutuhkan suplai oksigen dan 11 berada pada perawatan intensif.
Baca Juga: Kabar Baik, Jika Masyarakat Lakukan Ini Covid-19 Bisa Jadi Flu Biasa
Dari tingkat vaksinasi Singapura padahal sudah cukup tinggi mencapai 91% populasi negeri singa merlion.
Angka ini termasuk vaksin yang disuntikan kepada anak berusia 5 - 11 tahun. Selain itu 50% dari total populasi sudah menerima suntikan booster vaksin.(*)
Baca Juga: 4 Kondisi Ini adalah Tanda Lever Bermasalah, Salah Satunya Jadi Bingung
Source | : | CNBCIndonesia-Omicron Sing,Investor.id-Omicron,CNBC-Transmisi |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar