GridHEALTH.id - HPV alias Human papillomavirus atau dikenal dengan HPV memang sudah tidak asing lagi kita dengar.
Infeksi HPV pun umumnya sembuh tanpa intervensi apapun dalam kurun waktu beberapa bulan setelah masuk ke dalam tubuh dan sekitar 90% sembuh dalam 2 tahun.
Dari sekian banyak virus HPV yang menginfeksi karena aktivitas seksual sebagian justru tidak menimbulkan masalah apapun.
Tapi, ada kemungkinan jenis HPV tertentu bertahan dan berkembang menjadi kanker serviks.
Karenanya para ahli banyak yang sepakat bahwasannya infeksi HPV ini dicegah.
Salah sati pencegahan dengan cara teknologi medis adalah dengan vaksinasi.
Menurut dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Onkologi, Dr dr Chamim, Sp. OG (K) Onk, dari Brawijaya Healthcare Group, infeksi Human papillomavirus bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi.
“Ada yang namanya vaksin HPV. Tujuannya adalah untuk membentuk antibodi di wanita itu, sehingga kalaupun terpapar oleh Human papillomavirus, maka virus itu tidak menjadi kanker,” kata dokter Chamim kepada GridHEALTH.id, Kamis (04/11/2021).
Vaksin HPV Diwajibkan di Indonesia
Baca Juga: Pemangkasan Rujukan Berjenjang BPJS Bukan Berarti Penghapusan
Mengenai vaksin HPV, belum lama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, "Kita sudah tahu ternyata ada vaksinasi kanker serviks ini. Jadi kita akan wajibkan vaksinasi kanker serviks untuk bisa mencegah agar para wanita Indonesia tidak usah kena kanker, di ujung lebih baik kita lakukan pencegahan," kata Budi dalam RDP bersama komisi IX DPR RI, Selasa (25/1/2022).
Budi pun menyebut, melansir TribunSumsel (25/1/2022), kanker serviks menjadi satu penyakit yang paling banyak merenggut nyawa perempuan Indonesia.
Selain itu Budi pun menyampaikan, bahwasannya dengan vaksin HPV, selain menghemat pembiayaan negara diharapkan dapat membuat perempuan menjadi lebih produktif.
"Agar mereka hidupnya bisa lebih produktif tidak usah mengalami kanker ini dan juga dari sisi negara jauh lebih murah karena merawat orang mencegah memberikan vaksinasi kan anti kanker serviks jauh lebih murah dibandingkan dengan merawat orang terkena kanker serviks," ujarnya.
Kapan Terbaik Divaksin HPV?
Kapan vaksinasi HPV harus dilakukan? Menurut dokter Chamim, pemberian vaksin HPV dilakukan sebelum aktif melakukan aktivitas seksual.
Misalnya saja, pemberian vaksin HPV sebelum perempuan menikah.
Vaksinasi juga bisa diberikan kepada para remaja.
“Biasanya obat itu didasarkan pada kajian awalnya, jadi kalau penelitian awalnya itu diberikan pada anak umur 10 tahun, pada anak umur 12, anak umur 18, dan seterusnya. Nah, diambil secara statistik kapan antibodi terbentuk. Oh misalnya paling baik terbentuk umur 12, maka rekomendasinya sebaiknya diberikan pada anak berusia 12,” kata dokter Chamim.
Baca Juga: Ketik Keyword Ini di GMap Langsung Diarahkan ke Tempat Vaksinasi Covid-19 Booster Terdekat
Pemberian vaksin HPV kepada anak-anak dilakukan karena antibodi akan terbentuk dengan baik dan mereka juga belum terpapar penyakit, karena belum aktif berhubungan intim.
Vaksinasi Wajib Baru lainnya
Selain vaksinasi HPV, pemerintah juga akan memberikan dua imunisasi yaitu imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccines) untuk mencegah pneumonia dan Rotavirus untuk mencegah diare bagi anak di bawah dua tahun.
"Ini adalah 2 penyakit infeksi yang paling banyak mengenai bayi di bawah 2 tahun dan kalau bayi di bawah 2 tahun terkena infeksi semua energinya, semua asupan gizinya akan beralih digunakan oleh tubuh untuk menangkal infeksi ini sehingga menyebabkan bayi ini kemungkinan bisa terkena stunting," ucap mantan dirut bank mandiri ini.
Kementerian Kesehatan mencatat bahwa bayi yang terkena stunting dari hasil penelitian menunjukkan IQ-nya turun 20% sehingga akan sangat sayang bagi produktivitas bangsa rakyat Indonesia.
"Oleh karena itu kita berikan pencegahannya dalam bentuk vaksin anti pneumonia dan vaksin anti diare," jelasnya.(*)
Baca Juga: Sekolah Juru Penerang Makanan Awal Sejarah Peringatan Hari Gizi Tiap 25 Januari
Source | : | Tribunsumsel.com,Gridhealth.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar