GridHEALTH.id - Kini kasus harian Covid-19 di Indonesia kembali meningkat, bahkan banyak disebut melonjak.
Hingga 30 Janruari 2022 kemarin, kasus harian Covid-19 di Indoensia yang terdeteksi sudah mencapai 12.422 kasus, pada pukul 12.00 WIB.
Kasus harian hingga 12 ribu lebih itu salah satunya dipicu karena infeksi varian Omicron.
Kasus Covid-19 Terbanyak di Indonesia
Penyumbang kasus terbanyak adalah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
DKI Jakarta, berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, menjadi daerah dengan kasus harian positif Covid-19 tertinggi, dengan 6.323 kasus.
Disusul urutan kedua, Jawa Barat yang melaporkan penambahan sebanyak 2.572 kasus.
Kemudian urutan ke tiga Banten dengan 1.728 kasus. Lalu Bali 358 kasus, Jawa Timur 356 kasus, kemudian Jawa Tengah sebanyak 202 kasus.
Sisanya daerah lain di bawah 100 kasus, tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Saat Terjadi Alergi Kosmetik, Segera Lakukan Ini Untuk Mengatasinya
Jadi secara nasional total kasus positif Covid-19 di Indonesia tercatat sebanyak 4.343.185 orang.
Total pasien sembuh berjumlah 4.137.164 orang.
Sedangkan pasien meninggal akibat Covid-19 di Indonesia kini mencapai 144.303 orang.
Selain kasus positif Covid-19, pemerintah juga memantau ada 7.598 orang yang kini berstatus suspek.
Selain itu, mengutip Tempo.co (30/1/2022), ada 314.397 spesimen terkait Corona yang diperiksa pada hari kemarin (30/1/2022).
Indonesia Sudah Masuk Gelombang 3
Mungkin karena itu, sejumlah pihak menyebut lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia akan sulit dihindari.
Untuk menghadapi kenaikan kasus di mana pandemi Covid-19 varian Omicron ini, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban mengatakan dalam tweetnya di @ProfesorZubairi (31/1/2022), "Bagi yang mengira kita telah masuk gelombang tiga, ya kita telah “berhasil” memasukinya."
Masih mejurut Prof. Zubari, Kasus naik tiap hari, BOR dan positivity rate juga, plus klaster.
Baca Juga: 4 Tips Memakai Losion Untuk Mencegah Kulit Kering Diabetes, Jangan Salah
"Tapi jangan panik. Kita bisa atasi sebelum jadi lebih buruk. Pemutusan rantai penularan harus dilakukan cepat dan efisien," Papar prof. Zubairi
Prof. Zubariri pun mengingatkan semua rekan dan kolega.
Menurutnya, dokter, perawat, sopir ambulans, sekuriti RS, dan yang berada di belakang layar, saya ucapkan terima kasih.
"Kita masih berada di waktu yang sulit. Utamakan keselamatan. Terus waspada. Sabar. Jangan terprovokasi. Fokus saja. Bismillah kita bisa," paparnya menyemangati.
Sementara itu, ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dan RSUP Persahabatan, dr. Prasenohadi, SpP, KIC, PhD meyakini selama cakupan vaksinasi Covid-19 senantiasa diperluas dibarengi penerapan protokol kesehatan, risiko gelombang-3 Covid-19 RI diharapkan dapat dicegah.
"Kalau masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan, kemudian cakupan vaksinasi lebih ditingkatkan, maka diharapkan gelombang ketiga tidak terjadi. Mudah-mudahan ini tidak menjadi kenyataan seperti di negara Afrika sana," terangnya dalam siaran YouTube BNPB Indonesia.
Strategi Pemerintah Hadapi Gelombang Omicron
Adapun strategi pemerintah dalam menghadapi gelombang Omicron ini sedikit berbeda dengan menghadapi gelombang Delta.
Gelombang Delta memiliki tingkat keparahan tinggi sehingga pemerintah harus mempersiapkan rumah sakit dengan banyak tempat tidur.
Baca Juga: Kemenkes Keluarkan Sertifikat Vaksin Internasional, Begini Cara Aksesnya
Sedangkan Omicron ini yang tinggi adalah penularannya tapi keparahannya rendah.
“Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan. Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit,” ucap Menkes Budi, dilansir dari SehatNegriku (27/1/2022).
Pemerintah menyiapkan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 70.641. Kapasitas tempat tidur secara nasional berjumlah 120 ribu hingga 130 ribu.
Meneks Budi Gunadi pun berepsan, kalau pun tertular tidak usah panik yang penting disiplin isolasi sendiri dan minum vitamin, jika ada gejala ringan minum obat.
“Yang perlu ke rumah sakit kalau ada Lansia atau komorbid nya banyak, itu ke rumah sakit. Dan cepat-cepatlah divaksin untuk memperkuat daya tahan tubuh dalam menghadapi varian baru,” tuturnya.(*)
Baca Juga: 5 Penyebab Lidah Terasa Pahit dan Cara untuk Menghilangkannya
Source | : | Tempo,sehatnegriku.kemenkes.go.id,YouTube BNPB Indonesia |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar