Menurut Michael, intensitas olahraga kerap dilihat sebagai sesuatu yang relatif atau subjektif.
Karena merasa terbiasa, orang bisa lari sampai 20 km dalam satu sesi, tetapi buat orang lain ini sudah termasuk berat karena hanya mampu 12 km.
Akan tetapi ada satu parameter pasti yang bisa digunakan pada siapapun yakni denyut jantung.
"Yang disebut berat itu dari mana ke mana? Di atas 70 persen dari denyut jantung maksimal, itu [olahraga intensitas] berat. Kalau 50-70 persen dari denyut jantung maksimal itu enggak berat, ringan sampai sedang saja itu," katanya.
Jika berolahraga di zona latihan (training zone), olahraga terbilang ringan-sedang dan menyehatkan. Zona latihan bisa dihitung dengan mengetahui terlebih dahulu denyut jantung maksimal sesuai usia.
Baca Juga: 4 Manfaat Kesehatan yang Didapatkan Lansia dari Berhubungan Seks
Untuk mereka yang berusia 60 tahun, misal, denyut jantung maksimal berada di 160 denyut per menit.
Artinya, zona latihan 50-70 persen saja atau 80-112 denyut per menit.
Saat denyut jantung lebih dari 112 per menit, berarti sudah masuk ke olahraga intensitas berat.
Kemudian saran untuk menunda olahraga berat selama seminggu bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh.
Michael berpesan, meski sudah seminggu dan badan masih terasa pegal, tidak enak, sebaiknya tidak dipaksakan.
"Kalau sebelum seminggu udah enak, misal 3 hari, boleh olahraga berat," imbuhnya.(*)
Baca Juga: Bahaya Jika Indonesia 'Menelan' Apa yang Dikatakan WHO, Papar Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia
Source | : | tribunnews,Cnnindonesia,sehatnegriku.kemenkes.go.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar