GridHEALTH.id - Adanya program vaksinasi Covid-19 booster, bukan berarti vaksin dosis 1 dan 2 tidak bekerja efektif untuk melindungi dari virus Corona.
Buktinya, Bahkan World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa vaksin Sinovac dan Sinopharm berhasil menurunkan risiko rawat inap karena Covid-19.
Riset Centers for Disease Control (CDC) pun membuktikan, vaksin Pfizer-BioNTech berkontribusi menurunkan risiko rawat inap kepada remaja 12–18 tahun.
Hanya saja, efikasi vaksin pertama dan kedua itu dapat menurun seiring perjalanan waktu.
Karenanya saat menurun ini, kita perlu booster.
Menurut Ali Ellebedy, melansir corona.jakarta.go.id (21/1/2022), seorang ahli imunologi, ketika seorang telah divaksin 2 dosis, antibodi akan semakin kuat dan melindungi dari virus Corona.
Namun, lama-kelamaan antibodi akan menghilang, meski tak sepenuhnya. Akan ada “memori” tertinggal pada sel-sel yang menghasilkan antibodi, terutama sel B.
Lalu, apa yang terjadi bila kamu disuntik vaksin booster beberapa bulan setelah vaksin primer?
Sel B tersebut akan berkembang biak dan jumlah antibodi meningkat.
Baca Juga: 4 Gejala Awal Gula Darah Tinggi, Penyandang Diabetes Bisa Koma Jika Ini Diabaikan
Seiring waktu berjalan, jumlah antibodi tersebut dapat berkurang lagi.
Tetapi, sel B beserta memori yang tertinggal akan lebih besar daripada sebelumnya, yang menandakan respons lebih cepat dan kuat terhadap peristiwa serupa berikutnya.
Source | : | tribunnews,Gridhealth.id,Corona.jakarta.go.id-booster,Detik.com-booster |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar