Baca Juga: Bayi Jangan Dipakaikan Masker, Berbahaya! Hal Tidak Diinginkan Seperti Ini Bisa Terjadi
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan pemberian terapi plasma konvalesen mungkin akan memberikan efek terapi bila plasma donor dengan titer antibodi yang tinggi diberikan pada resipien kurang dari 72 jam dari onset gejala, pada COVID-19 derajat ringan yang memiliki risiko progresivitas penyakit menjadi berat (Libster et.al., NEJM, 2021), atau bila diberikan pada kelompok pasien yang tidak menerima ventilasi mekanik dan diberikan dalam waktu 3 hari pasca diagnosis COVID-19 ditegakkan (Joyner et.al., NEJM, 2021).
Berkaitan dengan pemberian plasma konvalesen pada COVID-19, Cochrane LSR (update pencarian studi yang sudah selesai maupun berlangsung pada 19 Agustus 2020) menyebutkan belum
meyakini bahwa terapi plasma dapat menurunkan angka kematian pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit.
Hasil review menunjukan risk ratio (RR) 0,55, 95%, confidence interval (CI) 0,22 - 1,34, yang berarti angka kejadian kematian di kelompok plasma lebih rendah 45% daripada kelompok kontrol, namun hasil ini juga tidak bermakna.
Hasil lainnya juga diragukan bahwa plasma konvalesen berpengaruh terhadap kematian (memperlambat kejadian/time to event, Hazard Ratio (HR) 0,64, 95% CI 0,33 - 1,25).
Hal ini terlihat dari angka HR 0,64 yang berarti kematian pada kelompok plasma terjadi lebih lambat dibandingkan kelompok kontrol namun tidak bermakna menurut uji statistik karena rentang HR mulai dari 0,33 hingga 1,25.
Baca Juga: Untuk Minum Pilih Air Mineral atau Demineral? Jangan Menyesal Jika Salah Pilih
Artinya ada kemungkinan HR>1 (rentang HR melewati angka 1,0), yang berarti kematian di kelompok plasma lebih cepat dibandingkan kelompok kontrol.
Plasma konvalesen secara statistik hampir tidak bermakna terhadap perbaikan klinis (misalnya kebutuhan alat bantu respirasi) selama 7 hari pertama (RR 0,98, 95% CI 0,30 - 3,19).
Perbaikan mungkin terjadi pada analisis 15 hari pertama (RR 1,34 95% CI 0,85 - 2,11), dan 30 hari pertama (RR 1,13, 95% CI 0,88 -1,43).
Hasil-hasil pokok yang disebutkan pada LSR tersebut memiliki tingkat keyakinan (kepercayaan) yang rendah terhadap bukti ilmiah yang diperoleh, disebabkan hanya terdapat 2 studi RCT dan kebanyakan studi tidak menggunakan metode yang dapat diandalkan dalam mengukur hasil-hasilnya.(*)
Baca Juga: 4 Makanan dan Minuman Ini Ternyata Bisa Mencegah Kanker Prostat
Source | : | Uji Klinis TPK |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar