Virus di dalam tubuh mungkin saja belum terlalu banyak. Sehingga belum bisa terdeteksi dan diambil dengan cara swab.
Kedua, bisa juga dipengaruhi oleh pengambilan yang tidak tepat.
Artinya yang namanya tindakan jasa dilakukan oleh manusia, bisa terjadi human eror.
Ketiga, ada kemungkinan lain yaitu kontaminasi, misalnya.
Sehingga sampel menjadi rusak dan tidak bisa terdeteteksi saat pemeriksaan di laboratorium.
"Itu bisa juga. banyak sekali faktor yang memengaruhi. Tapi, ini kecil sekali kemungkinan. Kita biasanya positif ya sudah, ulangi gak langsung. Ulang bebepa hari kemudian untuk memastikannya," ungkapnya pada siaran Radio RRI, Selasa (15/2/2022).
Baca Juga: Viral Wanita Protes Jasa Tes PCR, Belum Lakukan Tes Hasil Sudah Keluar
Tapi ada juga kemungkinan hasilnya positif palsu. Hasil PCR menyatakan positif.
Tapi sebenarnya orang tersebut tidak terinfeksi. Sehingga memang tidak bisa mengandalkan dari satu pemeriksaan diagnosis saja.
"Kalau ragu harus melakukan konsultasi, baik langsung ke faskes terdekat atau lakukan konsultasi dengan telemedicne yang terafiliasi dengan Kemenkes," pungkasnya.(*)
Baca Juga: Jahe dan Daun Pepaya Disebut Efektif Obati Varian Omicron, Ini Faktanya
Source | : | Mayoclinic.org,Tribunnews.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar