GridHEALTH.id - Long Covid kini menjadi isu kesehatan yang mengerikan bagi masyarakat Indoensia.
Memang istilah long Covid ini sudah mulai sering kita dengar pada Juli 2020 lalu.
Pada saat itu sebuah studi yang diterbitkan JAMA Network membahas tentang gejala jangka panjang infeksi COVID-19.
Pengertian long COVID
Long COVID adalah kondisi di mana seorang penyintas COVID-19 masih merasakan gejala penyakit tersebut dalam jangka waktu yang lama, bahkan setelah dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sendiri menggunakan istilah Post-COVID Conditions untuk menggambarkan kondisi ini.
Dilansir dari Kompas.com, gejala-gejala ini bisa berlangsung selama 4—5 minggu, bahkan hingga bulanan.
Menurut sebuah studi yang dipimpin oleh University of Leicester, 70% dari 1000 pasien yang dirawat di rumah sakit di Inggris pada tahun 2020 belum sepenuhnya pulih hingga rata-rata lima bulan setelah meninggalkan rumah sakit.
Di Indonesia sendiri, terdapat 63,5% penyintas COVID-19 di Indonesia mengalami gejala long Covid.
Baca Juga: 5 Hal Ini Tidak Boleh Dilakukan Wanita Setelah Berhubungan intim
Faktanya, studi tersebut juga menyebutkan bahwa wanita paling terpengaruh oleh gejala jangka panjang dari infeksi virus corona.
Begitupun dengan kelompok lanjut usia (lansia) di atas 50 tahun serta orang-orang dengan indeks massa tubuh yang tinggi.
Hal yang sama pada mereka yang kegemukan, memiliki risiko lebih tinggi mengalami long COVID.
Tapi bukan sebuah hal yang mustahil jika anak-anak bisa terserang long COVID.
Dilansir dari The Conversation, Kantor Statistik Nasional Inggris memperkirakan bahwa sekitar 13% -15% anak-anak mengalami long COVID lebih dari lima minggu.
Bahkan, di Italia, lebih dari separuh anak-anak dengan COVID-19 memiliki setidaknya satu gejala yang menetap selama 17 minggu setelah didiagnosis.
Gejala Long Covid
Seperti halnya infeksi Covid-19, long covid pun memiliki gejala.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran UI dan Rumah Sakit Persahabatan pada bulan Maret 2021 lalu, tiga gejala yang paling umum dialami oleh para penderita long COVID ialah kelelahan/fatigue, batuk, dan nyeri otot.
Baca Juga: Bukan Ciri Perawan, Ini 6 Penyebab Keluar Darah dari Vagina Setelah Bersenggama
Sedangkan menurut CDC, Gejala-gejala umum long COVID, banyak sekali; kesulitan bernapas, kelelahan, masalah psikis, , kesulitan berpikir atau berkonsentrasi (kadang-kadang disebut sebagai “kabut otak“), batuk, sakit dada atau perut, sakit kepala, detak jantung cepat atau berdebar, nyeri sendi atau otot, perasaan tertusuk jarum, diare, masalah tidur, demam, pusing saat berdiri (kepala terasa ringan), ruam, perubahan suasana hati, perubahan bau atau rasa
Perubahan siklus haid.
Long Covid Omicron
Untuk hal ini, long covid pada pasien Omicron, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan bahwa belum ada penelitian yang menjelaskan mengenai pasien yang terinfeksi varian Omicron mengalami long covid. "Kan long covid itu gejala sesudah beberapa bulan sembuh. Omicron saja baru ada dua bulan," ujarnya, dikutip dari Tempo.co (4/2/2022).
Namun menurut Tjandra yang juga Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), kekhawatiran itu memang ada.
Karena, kata dia, jika long covid bisa terjadi pada beberapa varian lain, maka tampaknya juga akan terjadi pada Omicron.
"Tampaknya akan terjadi juga pada Omicron," katanya lagi.
Pandangan Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengenai lonmg Covid Omicron, menurutnya jika berbicara long covid, jangankan Omicron, virus liarnya saja yang dari Wuhan, Cina, bisa membuat kerusakan pada paru-paru.
Sementara, jika berbicara Omicron, satu dari 10 kasus infeksi di Amerika Serikat harus melakukan transplantasi ginjal.
"Ini menunjukkan hal yang serius, bahkan bisa mengakibatkan amputasi. Merusak pembuluh darah dan membuat aliran darah ke organ vital itu terganggu," tutur dia.
Baca Juga: Healthy Move, 4 Latihan Sederhana Menghilangkan Lemak di Punggung
Cara mencegah dan mengatasi long COVID
Cara terbaik untuk menghindari long COVID adalah dengan mengikuti vaksinasi.
Bagi para penyintas COVID-19 yang belum divaksin, vaksinasi dapat diikuti tiga bulan setelah dirimu dinyatakan sembuh dari penyakit tersebut.
Untuk mengatasi long COVID, dapat mengurangi kegiatan yang dapat menyebabkan sesak napas, memperbanyak istirahat, mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, mengurangi kafein, hingga melakukan pemeriksaan klinis bagi yang mengalami gejala parah.(*)
Baca Juga: 5 Pengobatan Rumahan Untuk Usir Jerawat, Bisa Dengan Aspirin
Source | : | Tempo-longCovidOmicron,Amari ITB-long Covid |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar